Pendidikan Vokasi Harus Siap Hadapi Transisi Digital
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati.
Lulusan vokasi harus dibentuk secara matang untuk menghadapi sejumlah tantangan Generasi Emas 2045, salah satunya adanya transisi digital yang berdampak pada pasar tenaga kerja.
Lulusan vokasi harus dibentuk secara matang untuk menghadapi sejumlah tantangan Generasi Emas 2045, salah satunya adanya transisi digital yang berdampak pada pasar tenaga kerja.
JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kiki Yuliati, mengatakan, pendidikan vokasi harus bersiap menghadapi tantangan Generasi Emas 2045. Menurutnya, lulusan vokasi harus dibentuk secara matang untuk menghadapi sejumlah tantangan.
"Ada sejumlah tantangan perubahan struktural yang terjadi di masyarakat yang mengubah kebutuhan keterampilan di dunia kerja. Tantangan pertama ada transisi digital yang berdampak besar pada pasar tenaga kerja dalam dekade terakhir," ujar Kiki, dalam acara Rembuk Pendidikan Vokasi: SkillsIndonesia 2045, di Jakarta, pekan lalu.
Dia menuturkan, ada tantangan perihal menyusutnya ketersediaan lapangan kerja. Pada tahun 2030 diprediksi akan ada 23 juta pekerja di Indonesia akan kehilangan pekerjaan karena digantikan teknologi otomasi.
Tantangan kedua, kata Kiki, adalah adanya transisi masyarakat yang beralih ke pola konsumsi dan produksi yang lebih ramah lingkungan. Untuk itu dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki keterampilan ramah lingkungan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Sriyono
Komentar
()Muat lainnya