Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 10 Mar 2025, 19:45 WIB

Produsen Minyak Pelumas Terus Berkomitmen Mereduksi Emisi CO2

Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon BPLH Kementerian Lingkungan Hidup, Ary Sudjianto menyampaikan pemaparannya dalam "JAMA Lube Oil Seminar 2025" di Jakarta, Senin (10/3)

Foto: Antara

JAKARTA- Para produsen minyak pelumas terus berkomitmen untuk mereduksi emisi karbondioksida (CO2) secara signifikan seiring dengan tuntutan masyarakat global untuk bersama-sama menjaga lingkungan dari efek perubahan iklim.

Demikian kesimpulan “JAMA Lube Oil Seminar 2025” yang diselenggarakan oleh Japan Automobile Manufacturers Association (JAMA) pada Senin (10/3) di Hotel Le Meridean, Jakarta.

Direktur Utama Pertamina Lubricants, Werry Prayogi dalam sambutannya pada seminar tersebut mengatakan peraturan Pemerintah mendorong perkembangan desain mesin, dan standar pelumas untuk terus menyesuaikan dengan kebutuhan yang dinamis. 

“Penting bagi kami untuk memahami peraturan pemerintah, kebutuhan mesin, dan standar pelumas secara menyeluruh. Selain itu, dengan semakin banyaknya penggunaan teknologi pengendalian emisi dan bahan bakar alternatif, beradaptasi dengan perubahan ini menjadi hal yang penting,” kata Werry. 

Pertamina Lubricants papar Werry bangga dapat bekerja sama dengan JAMA dalam menyelenggarakan seminar tersebut yang menjadi kesempatan berharga bagi semua untuk belajar, bertukar gagasan, dan memahami arah masa depan industri otomotif dan pelumas. Terutama, di tengah meningkatnya tuntutan terhadap inovasi dan keberlanjutan.

Senior Specialist Engine and Driveline Lubricants Pertamina Lubricants, Alva Kurnia dalam kesempatan itu mengatakan kebutuhan pelumas di Indonesia tetap tinggi, meskipun ada tren kendaraan listrik. 

“Mobil dengan mesin pembakaran internal (ICE) masih mendominasi populasi kendaraan di Indonesia yaitu 99,95 persen, sementara kendaraan listrik (EV) hanya 0,05 persen. Dominasi ini menunjukkan bahwa permintaan pelumas mesin akan tetap tinggi di masa depan,” kata Alva. 

Indonesia kata Alva memegang pangsa pasar kendaraan terbesar, menjadikannya pemain utama di industri ini, terutama di sektor pelumas. 

“Meskipun penjualan kendaraan listrik (EV) berkembang pesat, kendaraan ICE masih mendominasi. Namun permintaan akan pelumas dengan tingkat performa terbaru dan kualitas bahan dasar yang lebih tinggi terus bertambah yang dipengaruhi oleh teknologi otomotif terbaru dan peraturan yang berlaku,” jelas Alva. 

Konservasi Energi

Chairman JAMA Lube Oil Seminar 2025 yang juga Project Manager, Electrification Material Development Dept. Toyota Motor Corp, Kazua Yamamori mengatakan bahwa salah satu tantangan terbesar di industri otomotif saat ini adalah mengurangi emisi karbon secara signifikan dan bersama-sama menjaga lingkungan dari efek perubahan iklim.

“Kami terus berupaya meningkatkan fuel efficiency dari model-model mobil terbaru, dan akan terus melahirkan dan mengenalkan teknologi-teknologi yang mampu mendorong fuel efficiency dan konservasi energi,” ungkap Kazuo.

JAMA kata Kazuo berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon pada 2050 melalui berbagai inisiatif dan kolaborasi di seluruh industri otomotif. Saat ini, berbagai negara di Asia, termasuk Indonesia, telah merespons tantangan tersebut melalui penerapan regulasi yang semakin ketat dan inovasi teknologi ramah lingkungan. 

OEM Relationship dari Afton Chemical Japan Corp, Yoshinori Ono pada kesempatan yang sama mengatakan pelumas tetap memiliki peran penting dalam pengurangan emisi CO2. Dia mengatakan pelumas dan aditif berperan dalam teknologi otomotif modern, terutama dalam meningkatkan fuel efficiency di semua jenis kendaraan melalui formulasi dengan base oil canggih dan aditif berkinerja tinggi.

Dua produsen pelumas Jepang, Idemitsu Kosan Co., Ltd. dan Japan Lubrizol Japan Ltd, dalam seminar itu menyampaikan bahwa pihaknya terus menekankan pentingnya meningkatkan ketersediaan oli berstandar ILSAC GF-6 atau API SP, mempromosikan penggunaan oli berstandar JASO GLV-1 dan GLV-2 untuk viskositas rendah demi efisiensi bahan bakar, serta oliberstandar JASO DL-1, DL-2, dan DL-0 untuk kendaraan diesel ringan.

Sementara, JAMA Motorcycle Oil (MCO) Task Force mendorong penggunaan oli mesin berstandar JASO khusus untuk kendaraan roda dua. Ke depan, MCO akan mengurangi kandungan fosfor dan viskositas demi manfaat lingkungan global dan pengguna. 

Dalam sektor alat berat, JCMA juga telah menerapkan beberapa standarisasi untuk alat berat konstruksi seperti JCMAS HK (hydraulic fluid), JCMAS HKB (biodegradable hydraulic fluid), JCMAS GK (grease ), dan JCMAS GKB (biodegradable grease).

Sedangkan pada electric vehicle, sistem e-Axle memerlukan cairan khusus yang memenuhi kebutuhan spesifik, menawarkan solusi pelumasan all in one yang mendukung kinerja optimal.

Roadmap Netralitas Karbon 

Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon BPLH Kementerian Lingkungan Hidup, Ary Sudjianto mengatakan Indonesia telah menunjukkan komitmen nyata dalam mendukung agenda global menuju netralitas karbon.

Saat ini, terdapat empat aksi mitigasi utama dalam sektor energi untuk mendorong Nationally Determined Contributions (NDC) yakni penggunaan biofuel, electric vehicles, fuel switching dari RON 88 ke RON yang lebih tinggi, dan Compression Natural Gas (CNG) untuk transportasi publik.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Dadan Kusdiana menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca di sektor energi hingga 2030 dengan fokus pada lima aksi mitigasi antara lain efisiensi energi, energi terbarukan, pembangkit energi bersih, bahan bakar rendah karbon, dan kegiatan lainnya. 

Hingga 2024, realisasi pengurangan emisi mencapai sekitar 41 persen dari target. Energi terbarukan menjadi kontributor terbesar, diikuti oleh efisiensi energi. Upaya itu menunjukkan kemajuan signifikan meskipun beberapa sektor masih perlu ditingkatkan untuk mencapai target penuh pada 2030.

Dengan partisipasi aktif di JAMA Lube Oil Seminar 2025, Pertamina Lubricants semakin menegaskan posisinya dalam industri pelumas global yang siap beradaptasi dengan perubahan regulasi dan tren keberlanjutan. Kolaborasi dengan berbagai produsen otomotif hingga pemerintah menjadi langkah strategis dalam menghadapi tantangan industri ke depan.

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.