Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 20 Mar 2025, 08:20 WIB

Berpotensi Lanjutkan Pelemahan Hari Ini (20/3)

Foto: ISTIMEWA

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS diper­kirakan masih melanjutkan tren negatif, hari ini (20/3). Ru­piah masih dibayangi sentimen negatif, baik internal mau­pun eksternal.

Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi melihat investor ce­mas dengan ketidakpastian kondisi ekonomi di Amerika Seri­kat (AS). Faktor eksternal lain yang turut memicu kegelisahan pelaku pasar adalah meningkartnya tensi geopolitik.

Dari dalam negeri, lanjut Ibrahim, kondisi ekonomi In­donesia saat ini juga mendorong depresiasi nilai rupiah.

Karenanya, Ibrahim memproyeksikan kurs rupiah da­lam perdagangan di pasar uang antarbank, Kamis (20/3), bergerak di kisaran 16.520–16.580 rupiah.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah pada penutupan perda­gangan, Selasa (19/3), di Jakarta melemah 103 poin atau 0,63 persen dari sehari sebelumnya menjadi 16.531 rupiah per dollar AS.

“Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi hasil pertemu­an Federal Reserve (The Fed) mengenai kebijakan suku bu­nga,” ujar Analis Bank Woori Saudara Rully Nova di Jakarta.

Berdasarkan informasi Indonesia Commodity & Deriva­tives Exchange (ICDX), The Fed diperkirakan mempertahan­kan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR) di kisaran 4,25 -4,50 persen dalam pertemuan yang berakhir hari ini.

Namun, proyeksi ekonomi terbaru dari para pejabat The Fed akan menjadi sorotan utama mengingat risiko resesi meningkat akibat kebijakan perdagangan yang agresif.

Saat ini, sentimen pasar menunjukkan kekhawatiran bahwa tarif impor AS dapat memperburuk inflasi dan mem­perlambat pertumbuhan ekonomi yang berpotensi men­dorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Pasar juga mencermati pernyataan The Fed terkait potensi pemangkasan suku bunga di semester kedua tahun ini.

“Pelemahan rupiah lebih dikarenakan pelaku pasar menghindari aset-aset berisiko seperti rupiah dan menem­patkan pada emas dikarenakan meningkatnya risiko rese­si perekonomian AS, dampak dari kebijakan tarif Presiden Trump,” ungkap Rully.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.