RI Pasang Target Ambisius Turunkan Emisi
JAKARTA - Lembaga think-thank Institute for Essential Services Reform (IESR) menilai target pada dokumen kontribusi nasional penurunan emisi kedua (SNDC) yang sedang disusun pemerintah, harus lebih ambisius agar selaras dengan komitmen dalam Perjanjian Paris.
"Temuan Inventarisasi Global (Global Stocktake) pertama di COP 28 yang menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan target penurunan emisi global 20,3-23,9 gigaton setara karbon dioksida, harus menjadi pertimbangan target penurunan emisi di 2030 yang lebih ambisius," kata Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa dalam keterangan di Jakarta, Kamis (25/4).
Menurut Fabby, berbeda dengan dokumen Peningkatan Target NDC (Enhanced NDC) pada 2022, penetapan target penurunan emisi pada dokumen SNDC tidak akan lagi diukur berdasarkan penurunan emisi dari skenario pertumbuhan dasar (business as usual). SNDC akan membandingkan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) terhadap tahun rujukan (reference year) 2019, yang berbasis inventarisasi GRK.
Metode penetapan emisi ini dinilai akan lebih akurat dan berkontribusi terhadap target pengurangan emisi GRK global sebesar 43 persen pada 2030 dibandingkan emisi pada 2019.
Menurut Fabby, pemutakhiran skenario yang tidak lagi berdasar pada business as usual dan beralih ke skenario yang mengacu pada reduksi emisi historis sebagai rujukan penetapan target, merupakan langkah maju. Pendekatan ini sesuai rekomendasi yang disampaikan IESR pada 2023.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Muchamad Ismail
Komentar
()Muat lainnya