Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pasien Gagal Ginjal

Pertama di Indonesia, Universitas Airlangga Inisiasi Produksi Membran Hemodialisis

Foto : istimewa

Dosen Unair Yanuardi Raharjo menunjukkan produk membran hemodialisis yang diinisiasi oleh timnya

A   A   A   Pengaturan Font

Membran hemodialisis adalah membran yang digunakan pada terapi hemodialisis. Ini adalah inovasi untuk pembersih darah bagi pasien penderita gagal ginjal. Namun membran itu tidak mampu membersihkan seluruh jenis racun uremik di dalam darah

Surabaya - Universitas Airlangga Surabaya menginisiasi produksi membran hemodialisis pertama di Indonesia sebagai inovasi untuk pembersih darah bagi pasien penderita gagal ginjal.

"Membran hemodialisis adalah membran yang digunakan pada terapi hemodialisis. Ini adalah inovasi untuk pembersih darah bagi pasien penderita gagal ginjal. Namun membran itu tidak mampu membersihkan seluruh jenis racun uremik di dalam darah," kata Yanuardi Raharjo yang mengembangkan riset bersama timnya, Membran Science and Technology Research Group (MSTRG) di Surabaya, Kamis (9/3).

Ia menjelaskan,Water-Soluble Uremic Toxins(WSUT) telah terbukti mampu dibersihkan dari darah pasien gagal ginjal dengan menggunakan terapi membran hemodialisis menggunakan sistemlow flux.Middle-molecular Uremic Toxins(MMUT) juga telah terbukti dapat dibersihkan oleh membran hemodialisis menggunakan sistemhigh flux.

Jenis racun uremik yang sangat sukar dibersihkan dengan terapi membran hemodialisis adalahProtein-Bounded Uremic Toxins(PBUT). Menurut para peneliti, jenis racun tersebut dapat dibersihkan dengan menggunakanhemoperfusi.

Penggunaan sistem high fluxtidak semudahlow flux. Kondisi kesehatan dari pasien sangat menentukan pemilihan sistem yang digunakan. Selain itu,hemoperfusimemiliki banyak kekurangan jika diaplikasikan pada penderita gagal ginjal.

"Seperti banyaknya protein dalam darah yang masih diperlukan oleh tubuh akan teradsorpsi olehadsorbenyang menjadi pemeran utama dalamhemoperfusi," ujarnya.

Pengembangan penelitian membran hemodialisis yang mampu membersihkan WSUT, MWUT, dan PBUT melalui inovasi Mixed Matrix Membran Adsorber (MMMA) inilah yang diinisiasi Yanuardi Raharjo.

Yanuardi menerangkan, MMMA yang telah dikembangkan memadukanpolimer sintetik polietersulfondenganadsorben zeolityang telah dimodifikasi dengan teknik imprinting sehingga meningkatkanselektifitas adsorben.

"MMMA yang dikembangkan, mampu membersihkan WSUT, MMUT, dan PBUT hingga 50 persen pada skala lab. Untuk pengujian terhadap karakteristik membran, performa membran, hingga uji in vitro telah berhasil diuji dengan hasil sangat baik," katanya.

Inovasi MMMA ini telah menghasilkan beberapa publikasi di jurnal internasional bereputasi dan terindeks SCOPUS (Q3 hingga Q1) dan berhasil didaftarkan patennya di Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI.

Selama ini, kata Yanuardi, membran hemodialisis yang digunakan oleh pasien-pasien di Indonesia masih impor.

"Di Indonesia belum ada yang memproduksi membran hemodialisis made in Indonesia, jadi kami hendak menginisiasi untuk memproduksi membran hemodialisis," kata dia.

Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development (RICD) Unair, Ni Nyoman Tri Puspaningsih juga turut mendukung penelitian ini agar dikembangkan dengan uji in vivo.

Ia berharap produk membran ini akan lebih bermanfaat bagi peningkatan kualitas hidup pasien gagal ginjal di Indonesia pada khususnya.


Redaktur : Kris Kaban
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top