Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 21 Mar 2025, 23:08 WIB

Paro, Bandara Tersulit di Dunia

Foto: AFP/DESHAKALYAN CHOWDHURY

BANDARA Internasional Paro (PBH) Bhutan terkenal sebagai salah satu bandara tersulit di dunia. Untuk mendarat di bandara tersebut, pilot harus bermanuver ke landasan pacu pendek di antara dua puncak gunung di rangkaian Pegunungan Himalaya. Hal ini tentu membutuhkan skill, pengetahuan teknis, dan keberanian tingkat tinggi.

Kondisi yang unik di Bandara Paro membuat pesawat jet jumbo tidak bisa digunakan. Namun bagi sebagian traveler, itulah daya tarik mengunjungi Bhutan.

Paro adalah bandara kategori C, yang berarti pilot harus memiliki pelatihan khusus untuk terbang di sana. Mereka harus melakukan pendaratan sendiri secara manual, tanpa radar. Sangat penting bagi pilot untuk mengetahui lanskap di sekitar bandara - jika salah sedikit saja, pilot bisa mendarat di tempat yang tidak semestinya.

Bhutan, yang terletak di antara Tiongkok dan India, lebih dari 97% wilayahnya berupa pegunungan. Ibu kotanya, Thimpu, berada di ketinggian 2.350 meter di atas permukaan laut. 

Siapa pun yang terbang ke Paro dari New Delhi (India), Bangkok (Thailand), Kathmandu (Nepal) atau Hanoi (Vietnam) kemungkinan besar harus berangkat di pagi hari untuk penerbangan mereka. Alasannya karena petugas bandara lebih suka semua pesawat mendarat sebelum tengah hari demi keselamatan optimal karena kondisi angin kencang serta tidak ada penerbangan malam hari di Paro karena kurangnya radar.

1742541195_63692942a65e93e5fabe.jpg

Berbagai penyesuaian harus dilakukan selama musim hujan, yang biasanya terjadi antara bulan Juni dan Agustus. Tidak jarang terjadi badai petir pada periode tersebut, disertai hujan es yang dapat mencapai ukuran bola golf.

Hanya terdapat lima puluh pilot berlisensi yang mendapat ijin untuk mendaratkan pesawat di Paro dengan maskapai penerbangan nasional Royal Bhutan Airlines.

Calon pilot harus menunjukkan kemampuan mereka untuk terbang di semua musim yang bervariasi di Bhutan.

Redaktur: -

Penulis: Deri Henriawan

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.