Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Kamis, 06 Mar 2025, 01:00 WIB

RI-Jepang Perluas Kerja Sama di Bidang “Startup” dan EBT

Matsuo Takehiko Wamen Hubungan Internasional Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang - Kami berharap bahwa hubungan antar kedua negara dapat berjalan secara lebih komprehensif

Foto: istimewa

Jakarta - Indonesia dan Jepang memperkuat hubungan bilateral dengan memperluas kerja sama di sektor perusahaan rintisan (startup), ekonomi digital, industri energi baru terbarukan (EBT), serta pengembangan kapasitas tenaga kerja.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi dan Investasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi, sementara delegasi Jepang dipimpin oleh Wakil Menteri Hubungan Internasional Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Matsuo Takehiko.

“Jepang adalah tomodachi, sahabat dagang Indonesia. Kami mengapresiasi inisiatif Jepang untuk menjalin beberapa kerja sama baru, khususnya di sektor ekonomi digital dengan mengembangkan artificial intelligence,” ujar Deputi Edi di Jakarta, Rabu (5/3).

Seperti dikutip dari Antara, dalam sesi pembahasan ekonomi digital dan startup, Deputi Edi menekankan pentingnya perluasan kolaborasi antara Indonesia dan Jepang untuk saling meningkatkan keunggulan masing-masing negara.

Salah satu inisiatif yang akan didorong adalah program Fast Pitch Track Jepang-Indonesia. Kemenko Perekonomian dan METI juga akan memulai diskusi intensif untuk mempromosikan kolaborasi lebih lanjut di sektor pengembangan kecerdasan artifisial (AI).

Selain di sektor digital, pertemuan ini juga membahas kerja sama di industri hijau. Jepang turut membawa agenda Asia Zero Emission Community (AZEC) yang mencakup berbagai proyek potensial untuk mendukung agenda hilirisasi mineral dan transisi energi Indonesia ke EBT.

“Dengan dilanjutkannya proyek-proyek kerja sama industri Indonesia dan Jepang dengan prinsip ekonomi hijau di bawah AZEC, kami berharap bahwa hubungan antar kedua negara dapat berjalan secara lebih komprehensif,” kata Wakil Menteri Matsuo.

Peserta dari sektor swasta Jepang memaparkan berbagai proyek demonstrasi untuk dekarbonisasi kawasan industri serta visi mereka dalam mendukung target nol emisi bersih Indonesia.

Sementara itu, sektor swasta Indonesia menyoroti kebijakan hilirisasi mineral penting yang mendukung industri EBT.

Transisi Energi

Pada kesempatan yang sama, Edi Prio Pambudi dan Deputi METI Masanori Tsuruda menandatangani Letter of Intent Cooperation (LOI)untukPembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kaltara.

“Bagi Indonesia, PLTA Kayan bukan hanya sebuah proyek infrastruktur dalam kerangka AZEC (Asia Zero Emission Community). Proyek ini merupakan investasi strategis bagi keamanan energi Indonesia dan upaya dekarbonisasi,” ungkap Edi.

Edi menyampaikan bahwa proyek PLTA di Sungai Kayan, Kecamatan Long Peso, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara itu merupakan salah satu dari sejumlah inisiatif yang sedang dan akan dilaksanakan oleh Indonesia untuk mendukung pencapaian komitmen emisi nol karbon (net zero emission) pada 2060.

Dirinya juga menekankan pentingnya peran Jepang sebagai mitra strategis dalam pelaksanaan kebijakan dan proyek transisi energi di Indonesia.

Pemerintah Indonesia mendorong Jepang untuk memperkuat kerja sama dalam pelaksanaan proyek-proyek transisi energi yang praktis, dapat diperluas, dan inklusif.

Redaktur: Andreas Chaniago

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.