
Guru Besar UGM Minta BPOM Cegah Keracunan MBG
Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati.
Foto: Foto tangkapan layar Youtube UGMJAKARTA - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Zullies Ikawati meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengawasi program Makan Bergizi Gratis (MBG). Selama dua bulan terakhir, banyak terjadi kasus keracunan MBG yang terjadi di beberapa daerah.
“BPOM akan berperan dalam pengawasan dan pengujian pangan agar makanan yang diberikan aman dari kontaminasi mikroba, bahan berbahaya, atau pelanggaran standar mutu,” ujar Zullies, dalam keterangan resminya, Rabu (19/3).
Dia menjelaskan, BPOM dapat melakukan pengawasan dalam proses persiapan, produksi, hingga distribusi. Dalam proses persiapan, BPOM dapat menjalankan pengujian bahan baku yang digunakan dalam penyediaan makanan.
“Inspeksi ke fasilitas produksi dan distribusi juga harus dilakukan untuk memastikan kebersihan dan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan,” katanya.
Zullies menerangkan, fungsi pengawasan dijalankan dengan menerapkan sertifikasi bagi penyedia layanan makanan agar memenuhi standar kelayakan. Dengan dilakukannya penerapan sertifikasi, pengawasan produksi dapat dilakukan secara berkala dengan metode sampling.
“Dalam proses distribusi, BPOM mengawasi rantai distribusi untuk mencegah kontaminasi selama periode pengiriman,” tuturnya.
Dia juga menyinggung terkait dengan distribusi makanan ke sekolah di daerah terpencil. Menurutnya, distribusi makanan ke daerah terpencil memanglah menjadi tantangan tersendiri dalam fungsi pengawasan BPOM.
Zullies menerangkan, wilayah Indonesia yang luas dengan kondisi geografis yang berbeda acap kali memakan waktu lebih lama daripada estimasi. Dengan demikian makanan berisiko mengalami pembusukan dan basi lebih cepat.
“Untuk mengatasi ini, BBPOM yang berada di daerah akan mengawal jalannya distribusi sesuai dengan regulasi yang telah ditetapkan oleh BPOM pusat,” paparnya.
Dia mengingatkan, dalam menjalankan fungsi pengawasan distribusi, BPOM tidak sendirian. Menurutnya, pihak eksternal BPOM dapat turut terlibat dalam proses distribusi.
Zullies menekankan, kerja sama antara BPOM dan masyarakat tidak berhenti di proses distribusi saja. Kerja sama bisa dalam bentuk membentuk tim relawan keamanan pangan yang berkoordinasi dengan BPOM untuk proses edukasi terkait makanan yang aman dan baik dikonsumsi oleh siswa.
“Edukasi dan pelatihan kepada masyarakat untuk mengenalkan makanan yang aman sehingga mereka akan paham dengan kualitas makanan yang disediakan,” tuturnya.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Polresta Pontianak siapkan 7 posko pengamanan Idul Fitri
- 2 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 3 Polda Sulawesi Barat Menggelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis kepada Masyarakat
- 4 Rupiah Tak Kuasa Hadapi Tekanan Bertubi-tubi, Simak Prosyeksinya
- 5 Pemerintah Harus Kendalikan Kenaikan Impor