
Senin, 03 Mar 2025, 21:04 WIB
Mendiktisaintek Ingin Penelitian Jadi Kebiasaan Dosen
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, dalam Peluncuran Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (2025), di Jakarta, Senin (3/3).
Foto: Foto tangkapan layar Muhamad MarupJAKARTA - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto, ingin penelitian menjadi kebiasan dosen. Menurutnya, penelitian dalam konteks Tri Darma Perguruan Tinggi harus sejajar dengan pengajaran.
"Kita ingin penelitian jadi kebiasaan, budaya ilmiah dosen di Indonesia. Jadi memasukan proposal itu bagian dari budaya sebagaimana kita menyiapkan bahan untuk pengajaran dan lainnya," ujar Brian, dalam Peluncuran Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (2025), di Jakarta, Senin (3/3).
Dia menyarankan kepada dosen yang ingin mengikuti program pendanaan riset untuk mencari topik yang relevan dengan kebutuhan pemecahan masalah di Indonesia. Dengan demikian, penilaian terhadap proposal akan diberikan bobot lebih tinggi.
Brian merekomendasikan agar dosen yang nanti menerima pendanaan riset untuk melibatkan mahasiswa baik S2 maupun S3. Menurutnya, selain memberi pengalamam kepada mahasiswa, pelibatan mereka akan memudahkan kerja dosen.
"Ketika mendapatkan research grant bisa meng-hire mahasiswa S2 atau S3 sebagai peneliti sehingga kerja penelitian tidak terlalu berat menyita waktu atau effort yang harus diberikan dosen," jelasnya.
Mendiktisaintek menekankan, pihaknya akan mengupayakan pendanaan riset lebih cepat. Pihaknya juga akan menggandeng LPDP dan industri untuk periode pendanaan selanjutnya.
"Kita berharap di tahun-tahun depan barangkali kita bisa call for proposal bisa sebelum tahun berjalan di desember sehingga tahun berjalan tinggal menunggu pengumuman dan pencairannya," katanya.
Peningkatan Ekonomi
Sementara itu, Wamendiktisaintek, Stella Christie, menyatakan, Indonesia butuh terobosan sains dan teknologi karena sangat berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan World intelectual property organization pada tahun 2023, 10 persen peningkatan riset dalam jangka pendek akan menaikan GDP sebanyak 0,2 persen, sedangkan 10 persen dalam jangka panjang kenaikannya 0,9 persen dalam GDP.
"Setiap rupiah yang kita investasikan ke dalam penelitian itu pasti akan ada return of investmentnya untuk kenaikan ekonomi kita," ucapnya.
Sebagai informasi, pengusulan proposal program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Bima 2025 berlangsung pada 10 maret-7 April 2025. Pengusulan dan informasi bisa diakses melalui lamanĀ bima.kemdiktisaintek.go.id.
Adapun 8 bidang fokus yaitu pangan, energi tebarukan, kesehatan (obat), transportasi, rekayasa kelistrikan, pertahanan keamanan, kemaritiman, sosial-humaniora, pendidikan, seni, budaya, dan bidang riset lainnya.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Polresta Cirebon gencarkan patroli skala besar selama Ramadhan
- 2 Kota Nusantara Mendorong Investasi Daerah Sekitarnya
- 3 Ini Klasemen Liga 1 Setelah PSM Makassar Tundukkan Madura United
- 4 Pemerintah Kabupaten Bengkayang Mendorong Petani Karet untuk Bangkit Kembali
- 5 Negara-negara Gagal Pecahkan Kebuntuan soal Tenggat Waktu Laporan Ikim PBB