
IDAI Sarankan Anak Imunisasi Lengkap dan Pakai Masker saat Mudik
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Imunisasi Hartono Gunardi (paling kanan) dan Direktur Pengelolaan Imunisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Prima Yosephine (kedua dari kanan).
Foto: AntaraJakarta - Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Imunisasi Hartono Gunardi menyarankan anak-anak untuk imunisasi lengkap dan memakai masker saat mudik.
"Menjelang pulang mudik Lebaran, saya mendukung untuk melengkapi kekurangan imunisasi anak-anak yang dibawa mudik, dan mohon untuk anak-anak di atas 5 tahun, bawa masker kalau di dalam kendaraan umum misalnya," katanya dalam temu media tentang Pekan Imunisasi Dunia di Jakarta, Jumat (20/1).
Ia juga menyarankan apabila orang tua mengajak anak-anak bertamu atau silaturahmi saat lebaran untuk berhati-hati dan menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Kalau misalnya tetangga sebelah rumah di sebelah itu batuk-batuk terus dan dia tidak bawa masker, kita kondisikan agar sampai rumah bersih-bersih atau cuci tangan misalnya," ujar dia.
Ia menekankan agar anak-anak sebaiknya diimunisasi secara lengkap di fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
"Jadi, setuju sekali bahwa anak-anak tersebut, perlu dilengkapi imunisasi sesuai dengan penyakitnya, dalam hal ini untuk pembentukan kekebalan tubuhnya. Bisa dilakukan di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit," ucapnya.
Ia juga menyebutkan pentingnya memperhatikan anak-anak yang memiliki penyakit bawaan atau kronis agar dilindungi secara maksimal.
"Yang perlu lagi diperhatikan adalah anak-anak yang penyakit kronis atau bawaan seperti asma, itu juga perlu lebih dilindungi, jadi jangan lupa melengkapi imunisasi anak-anak kita, termasuk juga orang-orang dewasa apabila perlu," paparnya.
Senada dengan IDAI, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan agar anak diimunisasi lengkap sebelum mudik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan tidak terserang penyakit-penyakit menular, misalnya di daerah yang terdapat kejadian luar biasa (KLB) polio.
"Imunisasi itu individualnya harus lengkap, karena ketika dia berada di satu daerah yang sebagian besar anaknya sudah imunisasi lengkap, sedangkan dia tidak mendapat imunisasi, mungkin nanti dia selamat, dia tidak kena penyakit itu, tetapi tetap dia tidak punya perlindungan yang spesifik di badannya," kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Prima Yosephine.
Ia menegaskan, ketika anak diajak pergi ke daerah yang sebagian besar anak-anaknya belum imunisasi, maka akan rentan terkena penyakit.
"Ketika anak itu pergi keluar dari daerahnya ke daerah yang ternyata sebagian besar anaknya tidak ada imunisasi, dan ada orang sakit di situ, maka mudah sekali terkena penyakit karena dirinya sesungguhnya tidak punya imunitas juga," ujar dia.
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 3 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 4 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman
- 5 Pemkab Bogor: Bazar Pangan Murah Kadin Sukses Stabilkan Harga
Berita Terkini
-
Modest Fashion Berkibar, Ramadan Runway 2025 Jadi Gerbang Menuju Kancah Internasional
-
MS Amadea Berlabuh di Sabang, 521 Wisatawan Jelajahi Eksotisme Barat Indonesia
-
Rahasia Kulit Glowing Saat Puasa, Dokter Ungkap Tips Jitu
-
Film Qodrat 2 Segera Tayang Lebaran 2025, Dibintangi Vino G Bastian dan Acha Septriasa
-
BPJS Kesehatan Siapkan Antisipasi Lonjakan Pasien Setelah Lebaran