Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Gawat! Sri Mulyani Beberkan Hambatan Sita Aset Negara dari Obligor BLBI

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan hambatan dalam menagih piutang negara kepada obligor penerima Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Ia menjelaskan, pertama masih ada obligor yang tak kooperatif dengan pemerintah. Sri Mulyani mengaku Satgas BLBI telah mengirimkan surat panggilan kepada seluruh obligor. Namun, ada beberapa yang tak memenuhi panggilan tersebut.

"Ada obligor yang tidak beritikad baik. Mereka dapat panggilan, tapi tidak hadir dan tidak kirim perwakilan," ucap Sri Mulyani dalam Seremoni Serah Terima Aset Eks BLBI, Kamis (25/11).

Kedua, beberapa obligor sudah beritikad baik dan kooperatif namun mereka belum membayar utang ke negara.

"Ada obligor beritikad baik, tapi mereka masih hitung-hitung lagi (jumlah utang mereka)," kata Sri Mulyani.

Ketiga, pemerintah kesulitan dalam mengeksekusi aset-aset milik obligor BLBI. Oleh karena itu, Sri Mulyani mendorong Satgas BLBI melakukan segala upaya hukum dalam proses penyitaan aset.

"Dan terus bekerja sama dengan kementerian/lembaga (k/l) lain, sehingga mereka (obligor) yang berada di Indonesia dan tidak di Indonesia tak menghalangi negara untuk dapat hak tagih," jelas Sri Mulyani.

Lebih lanjut, ia juga memberikan pesan keras kepada semua obligor BLBI untuk segera membayar utang ke negara. Sebab menurutnya, tidak membayar utang adalah sebuah kezaliman.

"Tidak bayar utang artinya ambil harta dari manusia atau warga negara Indonesia lainnya," kata Sri Mulyani.

Sebagai informasi, negara baru saja menghibahkan aset eks BLBI ke Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan 7 kementerian/lembaga (k/l).

Sri Mulyani mencatat, saat ini, total BLBI yang telah yang telah diserahkan oleh paraobligordan debitur baru mencapai Rp492 miliar. Padahal, pemerintah sendiri menatapkan total aset eks BLBI yang harus di tagih negara mencapai Rp 110,45 triliun.
Halaman Selanjutnya....


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Sindi B Natalia Panjaitan

Komentar

Komentar
()

Top