Unej Berharap Tegalboto Obyokan Jadi Oase Kebudayaan di Jember
Foto: AntaraWakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan alumni Universitas Jember (Unej) Fendi Setyawan berharap kegiatan Tegalboto Obyokan menjadi oase kebudayaan di Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Penampilan 11 dadak merak reyog memeriahkan rangkaian peringatan Dies Natalis ke-60 Universitas Jember dalam acara Tegalboto Obyokan yang digelar tepat di area patung Triumvirat kampus setempat, Jumat petang.
"Kami sengaja mengundang kelompok seni reyog di Jember untuk unjuk kebolehan karena ingin melestarikan dan mengembangkan seni budaya Indonesia dalam hal ini reyog dengan harapan Tegalboto Obyokan akan menjadi oase kebudayaan di Jember," kata Fendi di Jember.
Hujan yang mengguyur Jember sejak pagi tak menyurutkan semangat para pelaku seni reyog Jember menampilkan aksi terbaiknya, bahkan tidak ketinggalan aksi dari Paguyuban Seni Reyog Mahasiswa (PSRM) Sardulo Anurogo Unej.
"Peringatan Dies Natalis ke-60 kami harapkan menjadi momen Unej untuk berprestasi lebih baik lagi, di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat," tuturnya.
Tidak hanya di bidang Tri Dharma Pendidikan Tinggi saja, namun juga di bidang lainnya seperti olahraga dan seni yakni pada pekan lalu ada Unej Law Run for Justice yang bisa menjadi cikal bakal Jember Marathon, begitu pula dengan Tegalboto Obyokan diharapkan nantinya menjadi oase kebudayaan di Jember.
Sementara dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) yang juga pengamat dan pegiat budaya Jember Ikwan Setiawan mengatakan seni reyog dipilih karena sudah menjadi bagian Jember sejak lama.
"Sejarahnya dimulai saat pemerintah kolonial Belanda membuka tanah Jember guna perkebunan dengan mendatangkan pekerja dari wilayah Mataraman termasuk dari Ponorogo. Mereka itulah yang kemudian juga membawa seni budaya reyog ke Jember, khususnya di wilayah selatan," tuturnya.
Ia menjelaskan obyokan adalah bentuk pementasan seni reyog secara terbuka di tengah publik tanpa sekat, tanpa panggung dan tanpa aturan yang terlalu membatasi, sehingga terjalin komunikasi dan keakraban antara seniman reyog dan masyarakat umum.
"Bentuk pementasan obyokan diharapkan menumbuhkan minat dan kecintaan akan seni reyog, terutama di kalangan mahasiswa. Apalagi seni reyog, selain memiliki nilai artistik yang tinggi juga membawa nilai-nilai filosofi seperti semangat berjuang, nilai-nilai kepemimpinan dan berani membela nilai-nilai kebenaran," katanya.
Ikwan mengatakan tidak hanya seni reyog, nanti bisa giliran ludruk, can macanan kadduk, ketoprak dan seni budaya lain yang ada dan berkembang di Jember dapat tampil di kampus Unej sebagai upaya untuk melestarikan kesenian tradisional.*
- Baca Juga: Uji Materi UU KPK
- Baca Juga: Atasi Stunting, Peneliti BRIN Kembangkan Produk Pangan Lokal
Berita Trending
- 1 Siswa SMK Hanyut di Air Terjun Lahat, Tim SAR Lakukan Pencarian
- 2 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 3 Calon Wakil Wali Kota Armuji Sebut Warga Surabaya Cerdas Gunakan Hak Pilih
- 4 Cuaca Hari Ini, Wilayah Indonesia Umumnya Diguyur Hujan
- 5 Jangan Hanya Ditunda, Tarif PPN 12 Persen Harus Dibatalkan
Berita Terkini
- Kemkomdigi Komitmen Perangi Judi Online
- Kabar Gembira yang Sudah Lama Ditunggu, Putra-putri Papua Dapat Alokasi Khusus Beasiswa Patriot
- Di 23 dari 56 Kelurahan di Jakarta Barat Sudah Tidak Ada Warga yang Buang Air Besar Sembarangan
- STY Pastikan Tiga Pemain Abroad Gabung Tim Jelang Piala AFF
- Memanas, Ukraina Sebut Eskalasi Oleh Putin Bertujuan Mengganggu Upaya Perdamaian