UGM Sebut Predator Alami Solusi Tekan Serangan Hama Belalang di Sumba
Ilustrasi - Sebagian komunal dari ribuan belalang kumbara yang bermigrasi dan mulai hinggap di lahan seluas kurang lebih 10 hektare di kawasan SMA Negeri 1 Pahunga Lodu Sumba Timur.
Yogyakarta - Tim dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) menyatakan peningkatan populasi predator alami dapat menjadi solusi untuk menekan serangan hama Belalang Kembara di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Keberadaan musuh alami Belalang Kembara, misalnya burung dan serangga predator menjadi salah satu komponen penting untuk menjaga agar populasi (Belalang Kembara) di Pulau Sumba tetap rendah dan tetap pada fase soliter," kata Ketua Tim Fakultas Pertanian UGM Prof Andi Trisyono dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat.
Andi menyebutkan penangkapan Belalang Kembara dan penyemprotan insektisida merupakan upaya jangka pendek supaya populasi segera menurun, sehingga kerusakan dan kerugian dapat dikurangi.
Namun, menurutnya, teknologi pengendalian yang lebih ramah lingkungan perlu dicari, dikembangkan, dan diterapkan, untuk tujuan jangka menengah dan panjang. Ia mengatakanada banyak spesies burung di Kabupaten Sumba Timur dan beberapa diantaranya adalah pemakan belalang.
Sayangnya, kata dia, populasi burung predator tersebut sangat rendah sehingga perlu diupayakan untuk melindungi, melestarikan, dan menambah populasi burung predator lokal di Pulau Sumba.
"Penelitian tentang efektivitas entomopatogen juga sedang berjalan, yang nantinya bisa menjadi salah satu teknologi yang bisa digunakan untuk mengendalikan Belalang Kembara yang lebih ramah dibandingkan dengan insektisida kimia sintetik," katanya.
Andi mengatakan Pemda Sumba Timur bersama-sama dengan UGM, Kementerian Pertanian, dan FAO, telah bekerja sama dan melaksanakan pengendalian belalang secara serempak sejak 6 Februari 2023.
Dia menerangkan untuk mengendalikan hama itu dibangun sistem berkesinambungan, salah satunya pemetaan terhadap lokasi, populasi, serta fase Belalang Kembara. Kemudiandilakukan upaya pengendalian dengan penangkapan maupun penyemprotan belalang di daerah yang sudah teridentifikasi.
Berikutnya, evaluasi untuk mengetahui efektivitas teknologi pengendalian yang diterapkan dalam menurunkan populasi Belalang Kembara dan monitoring serta surveilensi.
"Dengan begitu perkembanganpopulasi hama ini dapat dideteksi seawal mungkin, sehingga langkah pengendalian bisa segera dilakukan untuk mencegahoutbreakbesar di Pulau Sumba pada tahun-tahun mendatang," kata Andi.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya