
Mild Stimulation, Metode Bayi Tabung dengan Tingkat Keberhasilan Paling Tinggi
dr. Muhammad Dwi Priangga, Sp. OG, Subsp.FER, Direktur PT Kato Ojin Group dalam cara buka puasa bersama dengan tema Mid Stimulation dalam IVF: Stimulasi Minimal Hasil Maksimal,” di Jakarta pada hari Rabu (19/3)
Foto: Dok. Kato Ojin GroupJAKARTA – Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan untuk mencapai kehamilan setelah 12 bulan atau lebih melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa menggunakan kontrasepsi. Khusus untuk Wanita berusia 35 ke atas waktunya 6 bulan.
Infertilitas dapat disebabkan oleh beberapa faktor risiko: dari pihak perempuan bisa jadi karena infeksi, endometriosis, kelainan haid, usia yang terus bertambah, miom, PCOS, gaya hidup, dan lainnya. Dari pihak laki-laki bisa jadi karena infeksi, kualitas sperma kurang baik, gaya hidup kurang sehat seperti merokok dan alkohol, dan bisa jadi genetic, atau faktor penyebab dari kombinasi keduanya.
Dalam beberapa kasus (15-20 persen dari kasus yang ditemui) tidak diketahui penyebabnya atau bisa disebut dengan infertilitas idiopatik. Oleh sebab itu, setiap orang harus sadar terkait pentingnya meningkatkan kualitas hidup melalui perubahan lifestyle menurut laporan Mayo Clinic.
Untuk mencapai kehamilan, metode ‘In Vitro Fertilization (mini IVF) atau Mild Stimulation (stimulasi minimal) disebut memiliki tingkat keberhasilan kehamilan lebih tinggi. Selain kelebihan tersebut motode yang biasa disebut bayi tabung ini menurunkan angka risiko keguguran.
Setelah diluncurkannya pada 2023 lalu, Kato Ojin Fertility Center hari ini melakukan relaunching dan rebranding menjadi Kato Ojin IVF Center (KOIC), yang kini bertempat dengan RS MMC, Jakarta. Lewat rebranding yang dilakukan, KOIC ingin meredefinisi bagaimana seharusnya IVF dilakukan, sebuah metode unggulannya yang mendekati kehamilan natural tersebut.
“KOIC memperkuat identitas sebagai pusat fertilitas yang lebih terintegrasi, yang tidak hanya membantu kehamilan, tetapi juga memastikan pasien bisa hamil sampai cukup bulan tanpa morbiditas dan melahirkan anak yang sehat,” kata dr. Muhammad Dwi Priangga, Sp. OG, Subsp.FER, Direktur PT Kato Ojin Group melalui keterangan tertulis pada hari Rabu (19/3).
Keberhasilan mild stimulation di KOIC cukup tinggi yaitu 62,5 persen, dibandingkan dengan angka rerata keberhasilan IVF di Indonesia yang berkisar 30-40 persen. Dengan tagline “Langkah pasti menuju garis dua,” metode mild stimulation memaksimalkan kualitas sel telur dan embrio, bukan hanya sekedar dari jumlahnya.
Metode ini menggunakan stimulasi atau pemberian obat minimal selama stimulasi ovarium dan pengambilan sel telur. Hal ini bertujuan mengurangi risiko kesehatan dan ketidaknyamanan yang disebabkan sindrom hiperstimulasi ovarium, serta waktu tunggu antarsiklus lebih singkat dan biaya yang lebih ringan.
“Kato Ojin IVF Center (KOIC) mengadopsi metode dan protokol dari Group Kato Ladies Clinic yang berada di Jepang sejak tahun 1993 yang dibangun oleh Dr. Osamu Kato. Metodenya yaitu mini IVF atau Mild Stimulation,” ungkapnya.
Saat ini Kato Group sudah berada di 6 negara yaitu Jepang, Filipina, Mongolia, Tiongkok, AS termasuk Indonesia. Visi dan misinya adalah menghasilkan calon-calon buah hati yang sehat dan berkualitas. KOIC berkomitmen untuk menghadirkan layanan yang berbasis bukti ilmiah, minim risiko, dan lebih ramah bagi pasien.
“Kami terus mengembangkan teknologi dan prosedur IVF yang lebih nyaman, termasuk metode stimulasi minimal yang lebih alami dan mengurangi beban fisik, keuangan maupun psikologis pasien,” tambahnya.
Dengan bertempat di RS MMC, tambahnya, memungkinkan KOIC menghadirkan fasilitas medis yang lebih lengkap dan mendukung proses IVF dengan standar tertinggi. Dengan kolaborasi ini, KOIC dapat memberi layanan yang lebih luas.
Beberapa layanannya mencakup monitoring yang lebih ketat dan akses ke teknologi mutakhir dalam bidang fertilitas, termasuk layanan urologi, psikolog, wellness center dengan spesialis olahraga dan ahli nutrisi dengan pendekatan genomik serta layanan lainnya yang dapat mendukung dan meningkatkan keberhasilan promil.
“Pindahnya klinik kami ini tentunya diharapkan mampu memudahkan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang paling tepat dan optimal,” jelas dr. Angga.
Ia mengatakan, jika pasangan suami-istri mengalami gejala dan terdiagnosa mengalami infertilitas, bisa memanfaatkan metode IVF yang tepat dan mampu memberikan hasil yang maksimal. Sebelumnya perlu diketahu definisi IVF atau bayi tabung, yaitu proses pembuahan yang dilakukan di luar tubuh.
“Tingkat keberhasilan metode IVF sangat tergantung dari faktor usia, kualitas embrio, cadangan telur/ovarium, lingkungan dalam rahim dan gaya hidup (gemuk, stress, merokok, nutrisi),” katanya.
Saat ini, ada beberapa jenis IVF, yaitu IVF biasa, natural cycle IVF, dan mild stimulation IVF. IVF biasa bekerja dengan memberikan stimulasi dosis tinggi untuk merangsang ovarium agar menghasilkan banyak sel telur.
Natural Cycle IVF disebut juga IVF tanpa obat, program ini tidak memerlukan obat kesuburan sama sekali dan akan berfokus untuk mengambil satu telur. Lalu berikutnya yaitu mild stimulation, yang bekerja dengan pemberian dosis obat kesuburan yang sangat minim, serta adanya pengurangan penggunaan obat injeksi (less injection) sehingga lebih lembut untuk tubuh.”
Berbeda dengan fasilitas klinik fertilitas lainnya yang lebih banyak menggunakan metode IVF biasa, KOIC menggunakan metode Mild Stimulation sebagai layanan unggulan bagi para pasien. Metode mild stimulation mampu mempertahankan keberhasilan perkembangan embrio dan kehamilan, meskipun melakukan pengurangan dosis obat atau hormon untuk menstimulasi produksi sel telur pada indung telur.
“Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi bertujuan untuk merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil. Namun, hal ini dapat menimbulkan berbagai efek samping komplikasi,” kata dr. Angga.
Metode mild stimulation memungkinkan pasien menjalani program IVF dengan dosis hormon yang lebih rendah, sehingga lebih nyaman. Di samping itu dapat mengurangi risiko sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS), dan meningkatkan kualitas embrio yang dihasilkan, serta menurunkan risiko kejadian keguguran, lahir premature, pre-eklampsia, diabetes melitus gestational saat hamil.
“Tujuan kami tidak hanya membuat pasien bisa hamil, tapi beyond that, bagaimana pasien bisa hamil sampai cukup bulan tanpa morbiditas dan melahirkan anak yang sehat,” ucapnya.
dr. Angga menerangkan, metode ini meniru siklus alami tubuh dengan stimulasi yang lebih ringan, sehingga sel telur yang dihasilkan lebih sehat dan lebih reseptif terhadap implantasi. Hal ini dapat meningkatkan peluang kehamilan yang sehat dan mengurangi risiko keguguran dibandingkan dengan stimulasi konvensional yang lebih agresif.
Metode mild stimulation juga minim injeksi. Obat hormon berupa suntikan dosisnya hanya 10 persen dari metode IVF konvensional. Metode ini lebih unik karena pendekatannya yang lebih alami, dengan intervensi minimal namun tetap efektif.
“Merode disebut juga lebih hemat biaya karena tidak perlu ada intervensi medis yang berlebihan, mengurangi risiko efek samping, serta memungkinkan siklus IVF dilakukan lebih sering dalam waktu yang lebih singkat,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, dr. Eko Santoso, SpOG, Spesialis Obgyn Kato Ojin IVF Center menjelaskan terkait syarat dilakukannya metode IVF dengan mild stimulation atau stimulasi minimal di KOIC, tidak ada batas usia dan syarat khusus. Namun demikian penerapan metode harus pada usia produktif, dan kondisi kesehatan saat pertama kali dilakukan check- up.
“Yang paling dilihat adalah berapa cadangan telur pada saat memulai program. Terkait usia, ini berkorelasi terhadap cadangan telur, dengan menuanya usia maka cadangan telur akan menurun. Meskipun tidak menutup kemungkinan cadangan telur sudah menurun di usia muda, jika pasien sebelumnya pernah melakukan pembedahan, kemoterapi, ataupun radiasi,” jelasnya.
Ia menambahkan, justru mild stimulation ini menjadi pilihan bagi pasien dengan cadangan telur rendah. Pada IVF konvensional, penggunaan obat stimulasi dosis tinggi dilakukan untuk merangsang ovarium agar memproduksi banyak sel telur untuk diambil.
Dampak negatif dari metode IVF konvensional dapat menimbulkan berbagai efek samping dan komplikasi bagi pasien. Sedangkan metode mild stimulation menurut dr. Eko minim komplikasi karena adanya pengurangan dosis pemberian obat sehingga tidak akan terlalu memberatkan indung telur untuk bisa menghasilkan banyak sel telur pada saat proses stimulasi, melainkan fokus dalam pembentukan kualitas sel telurnya.
“Namun, seperti pada proses IVF pada umumnya, metode minimal stimulasi juga tidak dapat dilakukan lagi bila kondisi cadangan telur sudah tidak ada sama sekali atau sudah menopause,” tambah dr. Eko.
Terkait teknis program IVF dengan metode mild stimulation di KOIC, sebelum program IVF dimulai maka akan ada tahapan persiapan selama 1 siklus berupa drug free follow up. Hal ini untuk mengetahui penyebab gangguan kesuburan, bagaimana karakteristik haid, tindakan atau support tertentu apa saja yang diperlukan pasien sebelum dan selama proses program IVF.
“Secara teknis, metode mild stimulasi akan berlangsung selama kurang lebih 2 minggu dengan sampai akhirnya bisa dilakukan pengambilan sel telur (ovum pick up) (OPU),” katanya.
Proses stimulasi bisa dimulai bila siklus memenuhi syarat berdasarkan hasil USG dan hormon. Mold stimulation akan dimulai pada hari ke-3 haid dengan obat utama pil oral dan atau injeksi (bisa iya ataupun tidak,sesuai dengan perkembangan telur).
Perkembangan telur sendiri dipantau dengan USG dan kadar hormon dalam darah. Dalam kondisi tertentu, perkembangan ini bisa dipicu dengan nasal spray, dan jika sudah siap, akan dilakukan OPU 35 jam setelah itu,” jelasnya.
Ia menjelaskan, proses IVF harus dilakukan dengan kondisi prima agar didapatkan hasil yang maksimal. Tahap persiapan diri bisa dilakukan minimal 2 hingga 4 minggu sebelum memulai program IVF.
Yang paling dasar adalah perubahan gaya hidup untuk memastikan pasien dalam kondisi paling sehat. Gaya hidup yang dimaksud meliputi pemilihan makan sehat dengan gizi seimbang, pola tidur yang teratur, menghindari rokok dan alkohol, rutin berolahraga, berusaha menjaga berat badan ideal, serta hindari paparan terhadap radikal bebas, polusi, kimia, dan radioaktif.
“Persiapan mental juga tidak kalah penting. Proses yang berjalan 2 minggu tersebut tidak jarang akan berefek pada kondisi emosi pasien dan membuat tubuh tubuh mudah lelah. Oleh sebab itu, pasien juga diharapkan dapat mengelola stress dengan baik,” katanya.
Dukungan dari pasangan dan orang sekitar sangat penting agar menjaga pasien tetap dalam kondisi stabil. Selain itu, pilihlah waktu program yang sesuai dengan keadaan, misalnya, jangan memilih waktu program saat pekerjaan sedang sibuk- sibuknya, atau dalam kondisi keluarga yang sedang kurang stabil atau dalam situasi berduka.
“Karena, bila kondisi fisik dan mental kurang mendukung, hal ini bisa mengganggu gelombang hormonal di dalam tubuh. Sehingga, selain karena kualitas dan layanan yang kami berikan, pasien juga harus mampu bekerjasama untuk menjaga kondisi tetap prima selama program dilakukan,” kata dr. Eko.
Ia juga menambahkan, dengan pindahnya klinik praktek KOIC ke RS MMC, tentu akan meningkatkan kualitas pelayanan karena ada tambahan dukungan berupa fasilitas, keamanan dan teknologi yang memadai. Misalnya, bagi pasien yang membutuhkan persiapan khusus seperti tindakan pembedahan maka dapat segera dirujuk ke RS MMC sehingga tidak ada kendala dalam proses perpindahan pasien.
Beberapa Lab khusus juga tersedia di RS MMC bila dibutuhkan. Sehingga, keunggulan KOIC yaitu metode mild stimulasi yang unik, yang diadopsi dan merupakan branch dari KLC Jepang, tetap bisa dilakukan dengan baik bahkan lebih maksimal.
“Kami juga memiliki SDM andal, baik dokter, embryologist, bidan, dan ners yang dilatih langsung oleh trainer Jepang, Filipina, dan Mongolia,” ucapnya.
Selain itu, IVF dengan metode mild stimulation bukan satu-satunya layanan yang kami punya sehingga bagi pasien yang memeriksakan diri ke KOIC tidak serta merta harus menjalankan IVF dengan strategi yang sama.
Strategi program IVF akan disesuaikan dengan hasil evaluasi personal, dan mungkin beberapa pasien juga bisa disarankan untuk menjalankan program hamil lainnya selain IVF mild stimulation, seperti senggama terjadwal (timed intercourse) ataupun inseminasi.
- Baca Juga: 10 Destinasi Liburan Terbaik di Asia 2025
- Baca Juga: 10 Negara dengan Inflasi tertinggi 2024
“Kami berupaya membantu pasien untuk melangkah pasti menuju garis dua,” imbuhnya.
Berita Trending
- 1 Kemnaker Sediakan 229 Bus Mudik Gratis
- 2 Pemkot Kediri Lakukan Cek Angkutan Umum
- 3 Gubernur DKI Jakarta Serahkan KJP Plus Tahap I 2025 dan Gratiskan Akses TMII
- 4 Pemerintah Kota Kediri Melakukan Pengecekan terhadap Angkutan Umum agar Aman
- 5 Pemkab Bogor: Bazar Pangan Murah Kadin Sukses Stabilkan Harga
Berita Terkini
-
Film Qodrat 2 Segera Tayang Lebaran 2025, Dibintangi Vino G Bastian dan Acha Septriasa
-
BPJS Kesehatan Siapkan Antisipasi Lonjakan Pasien Setelah Lebaran
-
Dedi Mulyadi Targetkan Tahun 2025 Jabar Bebas Premanisme
-
16 Penerbangan Dibatalkan akibat Erupsi di Bandara Ngurah Rai
-
Bocah yang Tenggelam di Pantai Titian Mutiara Berhasil Ditemukan