Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Memanas, Tiongkok Tuding Presiden Filipina Membesar-besarkan Situasi di LTS

Foto : Antara/Central Intelligence Agency via Wikipedia

"Sembilan Garis Putus-putus" (berwarna hijau) yang menandakan klaim Republik Rakyat Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan, berdasarkan peta yang dibuat CIA pada 1988.

A   A   A   Pengaturan Font

Istanbul - Tiongkok menyebut pernyataan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. membesar-besarkan situasi maritim di Laut Tiongkok Selatan (LTS).

"Pernyataan tersebut mengabaikan sejarah dan fakta serta dirancang untuk memperkuat posisi Filipina yang salah," kata Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam sebuah pernyataan, Senin.

Berbicara dalam Dialog Shangri-la di Singapura mengenai perselisihan di LTS, Presiden Marcos Jr. mengatakan jika dengan tindakan yang disengaja seorang warga negara Filipina, bukan hanya prajurit militer, terbunuh maka itu berarti perang.

"Oleh karena itu, kami akan menanggapi dengan sebagaimana mestinya," kata Marcos Jr.

Menanggapi pernyataan itu, Tiongkok menyebut komentar Marcos Jr. dirancang untuk sengaja mendistorsi dan membesar-besarkan situasi maritim.

Hubungan Manila dan Beijing semakin memburuk akibat perselisihan yang sudah berlangsung lama mengenai wilayah di LTS.

Tiongkok telah menembakkan meriam air untuk menghentikan kapal-kapal Filipina mencapai pulau-pulau yang disengketakan di perairan tersebut.

"Kedaulatan teritorial dan hak serta kepentingan maritim Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan didasarkan pada dasar sejarah dan hukum yang kuat," kata Kemlu Tiongkok.

Kementerian itu menilai patroli Tiongkok, penegakan hukum, dan kegiatan produktif di perairan di bawah yurisdiksi Beijing telah sesuai dengan hukum internasional, termasuk Konvensi PBB tentang Hukum Laut, sehingga kegiatan tersebut tidak dapat dikritisi.

"Khususnya, didorong oleh perhitungan geopolitik yang egois, AS telah memainkan peran yang sangat tercela dengan mendukung dan membantu Filipina dalam melanggar kedaulatan Tiongkok, dan dengan mengeksploitasi masalah Laut Tiongkok Selatan untuk menciptakan perpecahan antara Tiongkok dan negara-negara lainnya di kawasan," kata kementerian tersebut.

Kemlu Tiongkok menilai putusan arbitrase mengenai LTS adalah ilegal dan batal demi hukum.

"Tanggung jawab atas eskalasi baru-baru ini di Laut Tiongkok Selatan sepenuhnya berada di pihak Filipina," kata kementerian tersebut.

Beijing mengklaim wilayah maritim yang luas di Laut Tiongkok Selatan berdasarkan apa yang disebut sembilan garis putus-putus.

Klaim tersebut, menurut putusan Pengadilan Arbitrase Internasional pada 2016, tidak memiliki dasar hukum berdasarkan hukum internasional.

Tiongkok mengatakan putusan itu tidak sah dan telah berunding dengan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak 2002 untuk menyusun tata perilaku di laut yang disengketakan itu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top