Kawal Pemilu Nasional Mondial Polkam Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Otomotif Rona Telko Properti The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis Liputan Khusus

Keren Pendekatan Ini, Mensos Ajak Dialog Para Tunawisma agar Mau Tinggal di Rusun Kemensos

Foto : Antara/HO-Kemensos

Menteri Sosial Tri Rismaharini berdialog dengan para tunawisma yang ditemuinya di jalan layang Kampung Melayu, Jakarta Timur, untuk dapat tinggal di rusun Kemensos di Jakarta, Jumat (19/1/2024).

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak para tunawisma berdialog agar mereka mau tinggal di rumah susun (rusun) milik Kementerian Sosial.

Mensos Risma dalam keterangannya diterima di Jakarta, Jumat (19/1) malam, menanyai satu per satu masalah dan keinginan para tunawisma yang kebanyakan adalah pemulung.

Ada beberapa opsi yang ditawarkan, di antaranya adalah mendapatkan pelatihan kewirausahaan di sentra Kemensos, pulang ke kampung halaman, atau tinggal di rusunmilik Kemensos.

Mensos menekankan, yang bisa tinggal di rusunhanya mereka yang memiliki KTP DKI Jakarta dan sudah berkeluarga. "Rusun untuk keluarga. Kalau nanti sekolah anak-anak jauh, kami bisa bantu pindah sekolah," kata Mensos.

Dari para tunawisma yang ditemuinya di jalan layang Kampung Melayu, Jakarta Timur, 21 orang yang diasesmen, mengaku tak sampai sebagian yang memiliki kartu identitas.

Mensos menawarkan kembali ke kampung halaman dan berwirausaha, dan akan dipantau perkembangan usahanya oleh Sentra Kemensos terdekat. Dikatakan Mensos, sukses tak selalu harus di Jakarta, di kampung juga bisa sukses.

"Kami siap antar bagi bapak ibu yang mau kembali ke kampung," ujar Mensos

Respons yang didapat pun beragam. Ada yang langsung setuju kembali, ada yang masih ingin di Jakarta dan tidak mau kembali.

Untuk itu, Mensos menawarkan untuk tinggal dan mendapatkan pelatihan di Sentra Kemensos di Jakarta, terutama bagi yang sudah lansia.

"Tua harus ada tabungan. Kalau di sentra semua ditanggung. Misalnya kalau sakit, KTP gak ada, gimana caranya mau berobat," kata Mensos.

Salah satu tunawisma asal Surabaya, Ubay (83), mengaku akan mengikuti saran dari Mensos.

Ia telah tinggal di Jakarta sejak kecil, namun beberapa tahun belakangan ini ia hidup menggelandang dan tidur di taman.

Sehari-hari, ia bekerja sebagai pemulung dengan penghasilan Rp35.000 - Rp50.000 per hari. Kakek yang akrab disapa Pak Uban ini berharap bisa kembali ke Surabaya.

"Saya ingin kembali. Ingat alamatnya (rumah di Surabaya), tapi lupa nomor rumahnya," katanya kepada Mensos.

Mensos langsung menghubungi koleganya di Surabaya untuk membantu menemukan keluarga Ubay. Harapannya Ubay bisa kembali ke Surabaya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top