Kabar Gembira yang Sudah Lama Ditunggu, Israel-Hamas Hampir Sepakati Gencatan Senjata di Gaza
Warga Suriah dan Lebanon merayakan kemenangan kelompok oposisi, di Kota Tripoli, Lebanon utara, Selasa (9/12) setelah kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) merebut ibu kota Suriah dalam serangan kilat yang menyebabkan Presiden Bashar al-Assad melarikan diri
Foto: AFP/Fathi AL-MASRIYERUSALEM – Israel dan Hamas dilaporkan hampir mencapai kesepakatan "kecil" untuk gencatan senjata, menurut Otoritas Penyiaran Israel, pada Minggu (8/12), dengan mengutip sejumlah sumber di kalangan politik.
Otoritas itu menyebutkan kedua belah pihak hampir menyelesaikan kesepakatan yang mencakup gencatan senjata selama dua bulan.
Kesepakatan tersebut juga mencakup pembebasan tahanan berdasarkan "kasus kemanusiaan", termasuk warga lanjut usia, perempuan, korban luka, dan orang sakit, serta penarikan pasukan Israel dari beberapa wilayah Jalur Gaza.
Hamas serta negara-negara mediator, seperti Mesir dan Qatar, belum memberikan komentar atas laporan tersebut.Delegasi Hamas, yang dipimpin oleh Wakil Ketua Khalil al-Hayya, meninggalkan Kairo pada Minggu malam setelah melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas Intelijen Umum Mesir Mayjen Hassan Rashad.
Pertemuan tersebut membahas upaya untuk melaksanakan gencatan senjata di Jalur Gaza.Delegasi Hamas menekankan komitmennya untuk memastikan keberhasilan upaya tersebut serta mengakhiri agresi yang dialami rakyat Palestina.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, sebelumnya mengatakan kepada keluarga para sandera Israel di Gaza bahwa tumbangnya rezim Bashar al-Assad di Suriah, pada Minggu, dapat membantu tercapainya kesepakatan pertukaran sandera di Gaza.Israel memperkirakan saat ini terdapat 101 tahanan Israel yang ditahan di Gaza.
Pertukaran Tahanan
Upaya mediasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas gagal karena Netanyahu menolak menghentikan konflik yang sedang berlangsung.
Sementara itu, delegasi gerakan Palestina Hamas mengadakan pertemuan di Kairo dengan kepala intelijen Mesir, Hassan Mahmoud Rashad, membahas upaya gencatan senjata di Jalur Gaza dan pembentukan komite dukungan masyarakat di wilayah kantung tersebut.
Delegasi pimpinan Hamas, yang diketuai pejabat senior biro politik Hamas, Khalil al-Hayya, meninggalkan Ibu Kota Mesir, Kairo, setelah mengadakan pertemuan pada Minggu, dengan Menteri Badan Intelijen Umum [Mesir], untuk membahas upaya gencatan senjata di Jalur Gaza dan komite dukungan masyarakat di Jalur Gaza.
Pada 7 Oktober 2023, Israel menjadi sasaran serangan roket yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Jalur Gaza, bersamaan dengan itu para pejuang gerakan Palestina Hamas menyusup ke daerah perbatasan, menembaki militer dan warga sipil, serta menyandera orang-orang.
Pihak berwenang Israel mengatakan sekitar 1.200 orang tewas selama serangan itu dan sebagai balasan, militer Israel (IDF) meluncurkan Operasi Pedang Besi di Jalur Gaza dan mengumumkan blokade penuh terhadap daerah kantong itu.
Pekan lalu, Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan peringatan keras tentang konsekuensi yang parah di Timur Tengah jika para sandera yang ditawan Hamas tidak dibebaskan sebelum pelantikannya, yang tinggal beberapa minggu.
Trump akan dilantik sebagai Presiden AS pada 20 Januari 2025."Semua orang membicarakan para sandera yang ditawan dengan sangat kejam, tidak manusiawi, dan bertentangan dengan keinginan seluruh dunia, di Timur Tengah," kata Trump.
"Tapi itu semua hanya omong kosong, dan tidak ada tindakan!" katanya di platform media sosialnya, Truth Social.
- Baca Juga: Akhirnya Kini TikTok Kembali Beroperasi di AS
- Baca Juga: Trump Tinggalkan Perjanjian Iklim Paris
"... kalau para sandera tidak dibebaskan sebelum 20 Januari 2025, tanggal saya dengan bangga memangku jabatan sebagai Presiden Amerika Serikat, akan ada KONSEKUENSI BESAR di Timur Tengah, dan bagi mereka pelaku kekejaman terhadap kemanusiaan ini," ujarnya.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Semangat Awal Tahun 2025 by IDN Times: Bersama Menuju Indonesia yang Lebih Kuat dan Berdaya Saing
- 2 Harus Kerja Keras untuk Mewujudkan, Revisi Paket UU Politik Tantangan 100 Hari Prabowo
- 3 Pemerintah Dorong Swasta untuk Bangun Pembangkit Listrik
- 4 Kurangi Beban Pencemaran Lingkungan, Minyak Jelantah Bisa Disulap Jadi Energi Alternatif
- 5 Sah Ini Penegasannya, Proyek Strategis Nasional di PIK 2 Hanya Terkait Pengembangan Ekowisata Tropical Coastland
Berita Terkini
- Modifikasi Cuaca Kurangi Curah Hujan Dilakukan Kamis
- Erupsi Gunung Marapi Diiringi Hujan Abu Vulkanik
- Megawati Hangestri Antar Red Sparks Raih 12 Kemenangan Beruntun
- Dukung Masa Depan Energi Nasional, PHI Pertegaskan Komitmen Anti Penyuapan
- Dinas Pertanian Kudus mulai gencar vaksinasi PMK cegah penyebaran PMK