Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Joki Marak di Kampus, Lemahnya Dukungan Akademik untuk Mahasiswa

Foto : Antara/Hafidz Mubarak A

Sejumlah peserta mengerjakan soal ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 di Universitas Negeri Jakarta, Selasa (16/5/2017).

A   A   A   Pengaturan Font

Akibat permintaan yang tinggi dari mahasiswa, jasa perjokian kini menjamur di berbagai kanal media sosial.

Luthfi T. Dzulfikar, The Conversation

Gita (bukan nama sebenarnya) adalah mahasiswa semester delapan di suatu kampus swasta di Jawa Timur. Pada waktu luangnya, Gita bekerja sebagai seorang "joki" - sebutan bagi orang yang menawarkan jasa pembuatan tugas atau bantuan ujian bagi pelajar dengan biaya tertentu.

Dulu, Gita pertama mengenal jasa ini pada awal pandemi ketika menjadi pelanggan suatu lembaga joki berkedok "bimbingan belajar" di lingkungan kampusnya. Bersama sekitar 50 mahasiswa lain, ia membayar Rp 110 ribu untuk dua sesi joki ujian, harga yang menurut Gita tinggi untuk jasa yang hanya memberinya nilai sekitar 70.

Ia kemudian punya ide: kenapa tidak membuka bisnis joki, dengan marjin keuntungan yang pastinya akan lebih besar pula jika menjalaninya seorang diri?

Gita kemudian mulai menawarkan beragam layanan perjokian via Twitter. Untuk pekerjaan rumah (PR) atau tugas kuliah, ia mematok harga Rp 20-25 ribu per soal. Sementara untuk ujian, ia bisa mematok antara Rp 30-50 ribu per soal tergantung panjang dan tingkat kesulitannya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top