Indonesia-Tiongkok Teken Dua Kesepakatan Kerja Sama Strategis Bidang Mineral
Indonesia dan Tiongkok menandatangani nota kesepahaman (MoU) terkait kerja sama strategis di bidang mineral di di Great Hall of the People, Tiongkok, Sabtu (9/11/2024).
Foto: ANTARA/HO-Kementerian ESDMJAKARTA - Penandatangan nota kesepahaman (MoU) strategis bidang mineral dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan (MOFCOM) Wang Wentao terkait kerja sama mineral hijau, disaksikan oleh presiden kedua negara pada Sabtu di Great Hall of the People, Tiongkok.
MoU lainnya berkaitan dengan kerja sama sumber daya mineral, yang ditandatangani oleh Bahlil dan Zheng Shanjie selaku Ketua National Development and Reform Commission (NDRC).
"MoU ini menandai babak baru dalam kerja sama strategis Indonesia dan Tiongkok. Kolaborasi ini tidak hanya bakal memperkuat rantai pasok mineral yang berkelanjutan, tetapi juga akan mendorong investasi signifikan dalam pengembangan energi bersih di kedua negara," kata Bahlil usai penandatangan, dalam keterangan, Sabtu (9/11).
Bahlil mengatakan, kerja sama ini menunjukkan keseriusan Indonesia dan Tiongkok dalam mewujudkan komitmen global mempercepat proses transisi energi yang berkelanjutan.
“Kita bersama-sama berkontribusi dalam mencapai tujuan global untuk transisi energi yang adil dan inklusif," sambungnya.
NDRC dan MOFCOM merupakan dua badan pemerintah Tiongkok yang berwenang memberikan persetujuan investasi outbond oleh perusahaan-perusahaan dari negara tersebut ke luar negeri.
MoU kerja sama mineral hijau dengan MOFCOM yang ditandatangani bertujuan untuk mendorong pengembangan industri mineral "hijau" mulai penambangan sampai hilirisasinya di Indonesia, yang sejalan dengan komitmen kedua negara dalam mengatasi perubahan iklim.
Istilah mineral "hijau" mengacu pada produk mineral yang diperlukan untuk pengembangan industri hijau dan rendah karbon, serta eksplorasi, pengembangan, dan pemanfaatan sumber daya mineral yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di semua tahapan.
"Bagi Indonesia, ini bisa membuka peluang besar untuk mengembangkan industri mineral hijau yang bernilai tambah tinggi. Ke depan, mineral hijau akan menjadi kunci dalam pengembangan energi bersih sebagaimana arahan Presiden Prabowo," katanya.
Sementara itu, MoU bidang mineral dengan NDRC berfokus pada pengembangan dan pemanfaatan mineral yang sangat dibutuhkan dalam industri modern.
Ini membuka kesempatan kedua belah pihak untuk menjajaki peluang investasi dan kerja sama di sektor sumber daya mineral mulai penambangan sampai hilirisasi, serta memperkuat rantai pasok sumber daya mineral yang aman dan berkelanjutan.
Melalui kerja sama ini, Kementerian ESDM akan memainkan peran penting dalam memperkuat kerja sama bilateral kedua negara di bidang mineral, serta diharapkan dapat meningkatkan investasi di sektor mineral Indonesia.
Indonesia dan Tiongkok memiliki forum bilateral rutin dua tahunan, yaitu Indonesia-Tiongkok Energy Forum (ICEF). ICEF ke-7 diselenggarakan di Bali pada 3 September 2024.
Pertemuan tersebut menekankan kembali komitmen kedua negara untuk memperkuat kerja sama di bidang pengembangan migas konvensional dan non-konvensional, batu bara, ketenagalistrikan, dan energi bersih.
Di samping itu, Indonesia juga menawarkan berbagai peluang investasi di sub sektor migas, batubara, ketenagalistrikan, dan EBT. Forum ini juga membahas peluang pendanaan proyek-proyek energi yang didukung oleh lembaga finansial seperti Sinosure, Tiongkok Development Bank, dan Exim Bank of Tiongkok.
Berita Trending
- 1 Pemeintah Optimistis Jumlah Wisatawan Tahun Ini Melebihi 11,7 Juta Kunjungan
- 2 Dinilai Bisa Memacu Pertumbuhan Ekonomi, Pemerintah Harus Percepat Penambahan Kapasitas Pembangkit EBT
- 3 Permasalahan Pinjol Tak Kunjung Tuntas, Wakil Rakyat Ini Soroti Keseriusan Pemerintah
- 4 Sabtu, Harga Pangan Mayoritas Turun, Daging Sapi Rp131.990 per Kg
- 5 Desa-desa di Indonesia Diminta Kembangkan Potensi Lokal