Filipina Tangkap 250 Orang dalam Penggerebekan Markas Penipuan Online
Pemandangan umum bangunan perumahan dan komersial di Manila pada 29 Mei 2022.
Foto: AFP/Maria TanMANILA - Pihak berwenang Filipina telah menahan lebih dari 250 orang, sebagian besar warga negara Tiongkok, dalam penggerebekan di sebuah lokasi yang diduga sebagai ladang penipuan online di Manila, kata pejabat penegak hukum pada hari Jumat (4/10).
Polisi dan otoritas lainnya menggerebek gedung kantor tersebut pada Kamis (3/10) malam dan mendapati staf dengan ratusan telepon, komputer, dan kartu SIM lokal dan internasional yang telah didaftarkan sebelumnya, kata Komisi Anti-Kejahatan Terorganisasi Kepresidenan.
"Ini adalah tanda-tanda penipuan cinta yang menjadikan warga negara asing sebagai korbannya," kata komisi tersebut dalam sebuah pernyataan, mengacu pada skema di mana penipu berpura-pura memiliki perasaan romantis terhadap korbannya untuk mendapatkan kepercayaan mereka dan akhirnya mencuri uang mereka.
Kekhawatiran internasional semakin meningkat atas adanya ladang penipuan serupa di Asia, yang sering kali dikelola oleh korban trafiking yang ditipu atau dipaksa untuk mempromosikan investasi kripto palsu dan penipuan lainnya.
Pada bulan Juli, Presiden Filipina Ferdinand Marcos melarang semua bentuk operator games luar negeri, termasuk pemegang lisensi games internet, setelah industri perjudian ditemukan terkait dengan penipuan keuangan, penculikan, prostitusi, perdagangan manusia, penyiksaan, dan pembunuhan.
Ribuan pekerja asing di perusahaan terlarang diberi waktu dua bulan untuk meninggalkan Filipina.
Dalam penggerebekan di Manila pada hari Kamis, 190 warga Tiongkok, dua warga Taiwan, dan 62 warga Filipina ditahan di kantor sebuah perusahaan bernama 3D Analyzer Information Technologies Inc.
Perusahaan itu dulunya memiliki lisensi games internet tetapi kemudian mengatakan kepada regulator bahwa mereka telah "menghentikan operasinya", kata Gilberto Cruz, direktur eksekutif komisi anti-kejahatan, kepada AFP.
"Kami mencari paspor atau visa kerja mereka, tetapi mereka tidak dapat menunjukkan apa pun kepada kami," tambah Cruz.
Komisi tersebut akan berhubungan dengan misi Beijing dan Taipei untuk membantu mengidentifikasi dan mengatur deportasi orang asing tersebut, kata pejabat tersebut.
Sementara itu, warga Filipina yang terlibat dalam kegiatan penipuan akan disidang di pengadilan, tambahnya.
Cruz mengatakan komisi juga akan mengajukan surat perintah ke pengadilan untuk menggeledah komputer yang ditemukan di dalam kantor itu.
Berita Trending
- 1 Kunto Aji Persembahkan Video Musik "Melepas Pelukan Ibu" yang Penuh Haru di Hari Ibu
- 2 Kasihan, Mulai Tahun Depan Jepang Izinkan Penembakan Beruang
- 3 Pemerintah Harus Segera Hentikan Kebijakan PPN 12 Persen
- 4 Kenaikan PPN 12% Bukan Opsi Tepat untuk Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Butuh Terobosan
- 5 Libur Panjang, Ribuan Orang Kunjungi Kepulauan Seribu
Berita Terkini
- Penetapan Hasto Jadi Tersangka Dinilai Pengaruhi Perpolitikan Nasional
- Erupsi Berkurang, Badan Geologi Turunkan Status Gunung Lewotobi ke Level Siaga
- Mitigasi Bencana Hidrometeorologi di Saat Nataru, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca
- ASDP: Penumpang Merak ke Bakauheni Capai 36.805 Orang pada H-1 Natal
- Kemenag DKI: Natal Jadi Momen Umat Katolik-Kristen Peduli pada Sesama