Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 08 Mar 2025, 00:00 WIB

Duh, Lonjakan Harga Komoditas Pangan Sepanjang Ramadan Ini Bukan Dipicu Faktor Produksi, Tapi Ini Masalahnya

Pengawasan Distribusi Pangan Lemah

Foto: antara

JAKARTA - Harga sejumlah bahan pokok strategis melonjak sepanjang Ramadan ini disebabkan permasalahan distribusi, bukan masalah produksi. Lemahnya pengawasan menjadi pemicu seperti yang terjadi pada harga minyak goreng bersubsidi.

Wakil Ketua Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) DPR RI, Agun Gunandjar Sudarsa menemukan adanya kenaikan harga Minyakita saat berkunjung ke Pasar Induk Rau, Serang, Banten, Kamis (6/3). Dia mendapati minyak goreng bersubsidi tersebut dijual dengan harga bervariasi kisaran 18.000-19.000 rupiah per liter. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah adalah 15.700 rupiah per liter.

"Saya cek sendiri di beberapa tempat, ada yang menjual 19.000, ada yang 18.000 rupiah. Setelah saya tanyakan, ternyata mereka membelinya dari agen seharga 17.000 rupiah. Ini menunjukkan adanya ketidaksesuaian harga di tingkat distribusi," ujarnya dikutip dari laman resmi DPR RI usai mengunjungan spesifik di Pasar Induk Rau.

Agun menilai kenaikan harga ini bukan disebabkan oleh kelangkaan stok, melainkan karena kurangnya pengawasan dalam rantai distribusi. Dia menegaskan Kementerian Perdagangan dan dinas terkait harus segera bertindak untuk memastikan harga tetap sesuai kebijakan subsidi yang ditetapkan pemerintah.

Selain itu, Agun menilai operasi pasar saja tidaklah cukup untuk menekan harga jika distribusinya tidak tertata dengan baik. "Kalau distribusi dari produsen ke pengecer tidak diawasi dengan ketat, harga akan terus bergejolak. Pemerintah harus memastikan sistem distribusi berjalan dengan transparan dan sesuai aturan," tegasnya.

Dengan kondisi ini, pemerintah diminta segera mengambil langkah konkret untuk menertibkan distribusi dan penjualan Minyakita. Langkah ini dinilai penting agar masyarakat tetap bisa mendapatkan minyak goreng bersubsidi dengan harga yang telah ditentukan dan tidak terbebani oleh kenaikan harga yang tidak wajar.

Adapun Pemerintah terus menggencarkan upaya stabilisasi harga pangan menjelang Lebaran. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman menegaskan pemerintah akan membuka 4.800 gerai pangan di seluruh Indonesia guna menekan harga kebutuhan pokok. Gerai tersebut akan dikelola bersama oleh sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) dan kementerian terkait, termasuk RNI, Bulog, PPI, PT Pos, dan Berdikari.

“Kami akan menjual pangan di bawah harga eceran tertinggi (HET). Tidak boleh ada pengusaha yang menjual di atas HET. Jika ada, akan ditindak,” ujar Mentan di Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (6/3).

Faktor Cuaca

Dia juga menyoroti fluktuasi harga komoditas tertentu seperti cabai dan beras. Menurutnya, harga cabai yang sempat menyentuh angka tertinggi 200 ribu per kilogram (kg) sebelum akhirnya turun menjadi 100 ribu rupiah per kg setelah dilakukan perbaikan distribusi.

Menurutnya, kenaikan harga tersebut disebabkan faktor cuaca dan kendala distribusi. Karenanya, dia meminta agar sistem distribusi diperhatikan lebih serius.

“Beras tidak ada alasan untuk naik. Produksi kita naik 52 persen dan stok melimpah, jadi tidak boleh ada lonjakan harga. Begitu juga dengan minyak goreng. Kita produsen terbesar dunia, seharusnya tidak ada kenaikan harga meskipun kecil,” katanya.

Amran menegaskan pemerintah akan melakukan inspeksi mendadak (sidak) hingga Lebaran untuk memastikan harga tetap stabil. Jika ditemukan pengusaha yang menjual di atas HET, sanksi tegas akan diberikan, termasuk penyegelan dan pencabutan izin usaha sesuai kesepakatan dengan Kapolri.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.