Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 06 Jan 2025, 11:02 WIB

Bapanas: Pengadaan Beras Dalam Negeri Tahun 2024 Melejit

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, sepanjang 2024 angkanya serapan beras domestik melejit 26,7 persen lebih banyak dibandingkan 2 tahun lalu, hingga tercapai 1,26 juta ton

Foto: Badan Pangan Nasional

JAKARTA-Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, pengadaan beras dalam negeri oleh Pemerintah melalui Bulog terus meningkat. Ini merupakan perkembangan yang baik seiring dengan rencana pemerintah menghentikan impor beras tahun 2025.

Upaya Bulog dalam melaksanakan pengadaan setara beras yang bersumber dari panen petani lokal, di tahun 2024 telah menorehkan capaian yang impresif. Selama 2022, pengadaan setara beras dalam negeri masih berkisar di angka 994 ribu ton. Kemudian di 2023 mengalami kenaikan hingga 1,066 juta ton. 

"Data terkini, sepanjang 2024 angkanya telah melejit 26,7 persen lebih banyak dibandingkan 2 tahun lalu, hingga tercapai 1,26 juta ton. Capaian itu terdiri dari CBP sebesar 831 ribu ton dan beras komersial sebanyak 434 ribu ton,"ungkap Arief melalui keterangannya dari Jawa Tengah.

Arief menekankan bahwa keberhasilan penyerapan beras domestik tidak hanya berdampak pada penguatan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang berkualitas, tetapi juga menjadi langkah konkret dalam mendukung kesejahteraan petani. 

Diketahui, berdasarkan Rapat Terbatas Kabinet yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto pada 30 Desember 2024 lalu, pemerintah memutuskan untuk menyesuaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah dari Rp 6.000 per kilogram (kg) menjadi Rp 6.500 per kg.  

“Dengan itu, Bulog harus memastikan proses penyerapan dilakukan dengan harga yang baik menyesuaikan HPP yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sehingga sedulur petani mendapatkan manfaat yang adil dari hasil jerih payah mereka dan tetap semangat untuk produksi seterusnya,” tambahnya.

Arief menekankan perlunya sinergi yang kuat pemerintah daerah dengan Bulog dalam mengoordinasikan penyerapan hasil panen. Sinergi ini penting untuk memastikan distribusi yang merata serta menghindari penumpukan stok di suatu wilayah tertentu.

"Inflasi kita di 2024, itu terbaik sejak tahun 1958. Nah Bulog ikut andil dalam hal itu. Jadi nama Bulog ikut harum. Sampai hari ini pangan bisa stabil, itu karena stok kita kuat," kata Arief.

“Jadi semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun lembaga terkait, harus bekerja bersama untuk menjaga ekosistem pangan nasional tetap stabil. Ini adalah tanggung jawab kita bersama dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia,” tegasnya.

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) memproyeksikan adanya kenaikan produksi beras di awal 2025 yang melebihi periode yang sama di 2024. Estimasi produksi beras di Januari 2025 dilaporkan bisa mencapai 1,2 juta ton dan Februari 2025 bisa 2,08 juta ton. 

Angka tersebut jika dibandingkan dengan Januari dan Februari 2024 yang ada di angka 0,87 juta ton dan 1,39 juta ton, memperlihatkan adanya surplus sejumlah 1,02 juta ton. Dari itu, perkiraan terjadinya panen raya beras dapat dimulai pada akhir Februari sampai Mei mendatang.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.