
Sekolah Rakyat Bisa Untuk Disabilitas
Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, saat meninjau lokasi Sekolah Rakyat di Jakarta, Kamis (20/3).
Foto: Muhamad Marup
JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos), Saifullah Yusuf, mengatakan, Sekolah Rakyat bisa diakses untuk penyandang disabilitas. Hal tersebut disampaikan usai meninjau lokasi Sekolah Rakyat di Pusdiklatbangprof Margaguna yang menurutnya secara fasilitas sudah lengkap, meski masih perlu disempurnakan.
"Apalagi ada teknologi, misalnya tuna rungu ada alatnya juga," ujar Mensos, saat meninjau lokasi Sekolah Rakyat di Jakarta, Kamis (20/3).
Dia menjelaskan, siswa sekolah rakyat akan diprioritaskan bagi warga terdekat. Untuk siswa, pemilihannya akan menyesuaikan dengan Data Tunggal Sosial Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
"Kita akan mencoba cari keluarga yang memiliki anak mau masuk SMA misalnya, di sekitar Pondok Indah ini, kemudian juga secara umum di Jakarta Selatan," jelasnya.
Dia menjelaskan, anak-anak yang masuk kategori miskin yang berada dalam desil 1 hingga desil 3 akan didata. Setelah itu, mereka akan dites.
"Jadi, kita tentu pilih mereka yang memang berniat betul untuk belajar ke sekolah," katanya.
Gus Ipul menuturkan siswa yang akan masuk Sekolah Rakyat juga harus memenuhi persyaratan. Di antaranya, melalui tahap administrasi, tes akademik, hingga memiliki komitmen tidak putus sekolah di tengah jalan dan harus mengikuti proses sampai tuntas.
"Nanti ada proses selanjutnya, ada psikolognya juga, nanti kita akan mengetahui tentang karakter dan mental. Maka itulah Presiden ingin ada semacam matrikulasi atau adaptasi, orientasi," katanya.
Menurutnya, bila siswa yang akan belajar di Sekolah Rakyat telah melalui masa orientasi atau pengenalan, maka saat mereka memasuki proses belajar sudah memiliki frekuensi yang sama.
"Proses orientasinya ini mungkin memakan waktu yang cukup lama," katanya.
Dia mengatakan proses orientasi ini juga banyak dilakukan di sekolah lainnya. Ia menyebutkan kemungkinan masa orientasi akan membutuhkan waktu sekitar 6 bulan.
"Agar satu rombel memiliki kesiapan mental yang sama, paling enggak pemahaman dasarnya sudah sama," katanya.
Redaktur: Sriyono
Penulis: Muhamad Ma'rup
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 TNBTS menyangkal pelarangan drone berkaitan dengan ladang ganja
- 2 Kemenhut bantah pembatasan drone terkait temuan ladang ganja di TNBTS
- 3 Awak Bus di Purwokerto Cek Kesehatan Jelang Angkutan Mudik Lebaran
- 4 BPJS Ketenagakerjaan Pangkalpinang Menyalurkan Santunan Rp3,3 Miliar
- 5 Menbud: Sinema Berperan Sebagai Alat Literasi Sejarah