Pengetatan Keuangan Global Bisa Tekan Rupiah Setiap Saat
Direktur Departemen Western Hemisphere IMF, Cheng Hoon Lim
JAKARTA - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan ekonomi Indonesia tetap kuat dan tumbuh di kisaran lima persen pada 2023 yang ditopang pemulihan ekonomi Tiongkok yang lebih cepat dan tekanan inflasi global yang mereda sehingga diperkirakan akan memperkuat permintaan komoditas ekspor Indonesia.
Asisten Direktur Departemen Western Hemisphere IMF, Cheng Hoon Lim, dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (24/3), mengatakan kendati cukup kuat, perekonomian nasional tetap dihadapkan pada beberapa tantangan yang harus diperhatikan, seperti pengetatan kondisi keuangan global secara tiba-tiba atau perlambatan global yang akan melemahkan neraca perdagangan sehingga menekan nilai tukar rupiah.
Selain itu, intensifikasi ketegangan geopolitik juga dapat mengganggu rantai pasokan dan memperkuat tekanan inflasi. Harga komoditas dunia saat ini juga telah kembali normal di tengah pengaturan kebijakan yang lebih ketat.
Dengan beberapa tantangan tersebut, Lim memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini sedikit menurun dari capaian tahun 2022 sebesar 5,3 persen (yoy) karena ditopang harga yang tinggi pada sebagian besar ekspor komoditas Indonesia.
"Kebijakan Indonesia yang masuk akal, berwawasan ke depan, dan terkoordinasi dengan baik membantunya menghdapi lingkungan global yang sangat menantang pada 2022 dengan tetap tumbuh sehat, inflasi yang turun dan sistem keuangan yang stabil dan menguntungkan," ungkapnya.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Vitto Budi
Komentar
()Muat lainnya