Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Mheibes, Permainan Tradisional Khas Ramadan di Irak

Foto : AFP/SAFIN HAMED
A   A   A   Pengaturan Font

BAGHDAD - Untuk mempererat tali silaturahmi, sebuah permainan tradisional digelar di Irak setiap Ramadan. Tim-tim dari berbagai provinsi berkompetisi dalam permainan yang sudah eksis ratusan tahun ini.

Nama permainan itu mheibes, yang arti sederhananya adalah tebak posisi cincin. Digelar malam hari setelah salat tarawih, permainan ini pada intinya adalah menebak keberadaan cincin di tangan kelompok saingan.

Permainan dimulai dengan pemimpin salah satu tim secara hati-hati berusaha menyembunyikan cincin di tangan salah satu anggota timnya. Kemudian tim kedua mencoba menemukan cincin itu dengan menebak di tangan mana cincin itu diletakkan.

Setiap tim terdiri dari 21 pemain, yang berarti ada 42 tangan dalam tim untuk dipilih. Ketika sebuah tim mencetak 21 poin terlebih dahulu, tim itu dianggap sebagai pemenang.

Pertandingan mheibes dimulai di tingkat lokal, seperti tingkat rukun warga. Para pemenang selanjutnya dipertandingkan di tingkat kota atau desa, kemudian tingkat provinsi dan terakhir tingkat nasional.

Mouhamed Abdul Razak, seorang pemain, menceritakan sejarah permainan ini.

"Permainan mheibes adalah permainan tradisional, biasanya dimainkan di bulan Ramadan yang penuh berkah. Kami mempelajari permainan ini dari nenek moyang kami. Ini adalah permainan cinta, harmoni, dan kedamaian antara semua tim dan provinsi di Irak, antara Baghdad dan semua provinsi lain di Irak," ungkap dia.

Permainan mheibes membutuhkan keterampilan khusus dan bukan hanya sekadar menebak. Para pemain harus pandai membaca bahasa tubuh dan ekspresi wajah. Berbagai trik digelar tim lawan untuk mempersulit usaha menebak siapa yang memegangnya.

Jassim Al Aswad, seorang pemain mheibes, yakin, meski saat ini hanya populer di Irak, permainan itu kelak akan menyebar di Timur Tengah.

"Permainan mheibes adalah bagian dari warisan Irak. Permainan ini telah eksis selama ratusan tahun. Kami dulu memainkan ini di gang-gang, dan kemudian berkembang dan menjadi permainan paling terkenal di Irak. Mungkin akan meluas ke negara-negara Arab lainnya suatu hari nanti," papar dia.

Pada 2020, permainan itu dilarang karena merebaknya virus korona, tetapi tahun ini permainan itu kembali besar di Irak karena kondisi kesehatan masyarakat dan keamanan yang membaik.

Karena tujuan mheibes sekadar memperketat tali silaturahmi, penghargaan untuk pemenangnya bukanah barang mewah atau uang. Yang meraih gelar juara biasanya hanya mendapat baki besar berisi baklava, kue manis cemilan khas Timur Tengah. VoA/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top