Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 22 Jan 2024, 00:00 WIB

Gunung Es Terbesar di Dunia Pecah Dihantam Ombak

Gunung es berbentuk gigi bernama A23a ini luasnya hampir 4.000 km persegi, menjadikannya dua kali ukuran London.

Foto: RICHARD SIDEY / EKSPEDISI EYOS / AFP

PARIS - Gunung es terbesar di dunia, A23a, yang memiliki ukuran tiga kali lipat dari Kota New York, pada Sabtu (20/1), dilaporkan mengalami Kehancuran di sejumlah bagian akibat terkena hantaman ombak dahysat.

Dikutip dari The Straits Times, kejadian yang dialami bongkahan es raksasa berbentuk gigi dilaporkan oleh Ian Strachan yang dengan kapalnya berhasil menembus badai salju di laut Antartika, dan samar-samar melihat gunung es itu di kejauhan haluan kapal.

Kemudian, awan terangkat dan kami dapat melihat garis putih yang luas, hampir abstrak, yang membentang melintasi cakrawala. Saat kapal semakin dekat selama kunjungannya, celah-celah besar tebing es yang menganga dan lengkungan biru indah yang terpahat di tepi gunung es tampak semakin jelas.

"Gelombang setinggi hingga 4 meter menghancurkan dan merobohkan dindingnya, patah menjadi bongkahan-bongkahan kecil dan membuat beberapa lengkungan runtuh," kata Strachan.

Dia menyebut sensasi berlayar di sepanjang tepian es bergerigi tak berujung itu seolah seperti suara lagu. Semua retakan dan lengkungan memiliki nada yang berbeda seiring lagu dimainkan.

Ikuti Arus

A23a yang memiliki luas hampir 4.000 kilometer persegi atau dua kali luas London, setelah tiga dekade terjebak di dasar Samudera Antartika, gunung es itu kini bergerak mengikuti arus laut menuju ke utara dalam perjalanan terakhirnya.

Ini mengandung sekitar satu triliun ton air tawar yang kemungkinan besar akan mencair ke laut dalam perjalanannya. Gunung es, yang tebalnya mencapai 400 meter di beberapa tempat, saat ini terapung di antara Pulau Gajah dan Kepulauan Orkney Selatan.

Strachan dengan kapalnya, yang dijalankan oleh perusahaan ekspedisi EYOS, sedang menyelesaikan tur pribadi di Semenanjung Antartika. Tadinya mereka berencana pergi ke Pulau Georgia Selatan, namun karena wabah flu burung di sana, mereka malah mengunjungi A23a.

Ini bukanlah kapal pertama yang menyaksikan keindahan gunung es. Sebelumnya, kapal ilmuwan Inggris, Sir David Attenborough, juga melakukan perjalanan ke Antartika dalam misi ilmiah pada bulan Desember ketika ia menemukan A23a menghalangi jalurnya.

Kepala ilmuwan, Andrew Meijers, yang berada di dalamnya, mengatakan bahwa ketika mereka mendekati gunung es, kabut terbelah, matahari muncul dan sekelompok orca bahkan berenang melewatinya. "Sungguh ajaib. Kami membutuhkan waktu enam jam untuk melewatinya," kata Dr Meijers.

Andrew Fleming dari British Antarctic Survey mengatakan kepada AFP bahwa pada tahun 2020, dia melihat gambar satelit yang menunjukkan bahwa gunung itu "bergoyang". Kemudian pada akhir tahun 2023, A23a melepaskan diri dari belenggu esnya dan mulai menjelajah ke utara.

Redaktur: andes

Penulis: Selocahyo Basoeki Utomo S

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.