Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gerak Cepat untuk Mengatasi Kebakaran, BMKG Deteksi Empat Titik Panas di Kutai Timur

Foto : ANTARA/HO-BMKG Balikpapan

Informasi sebaran titik panas di Kabupaten Kutai Timur pada Minggu (2/4/2023).

A   A   A   Pengaturan Font

Aparat yang ada di lapangan harus bergerak cepat untuk mengatasi, BMKG mendeteksi empat titik panas di Kutai Timur.

Samarinda - Gerak cepat untuk mengatasi kebakaran. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan mendeteksi empat titik panas di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kaltim, sehingga semua pihak diajak saling menjaga agar tidak terjadi titik panas lagi.

"Sebaran titik panas tersebut telah kami informasikan kepada pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Minggu.

Keempat titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 17.00 Wita dan langsung disampaikan ke instansi terkait, terutama ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun Kabupaten Kutai Timur agar mendapat penanganan lebih lanjut.

Pekan sebelumnya (Jumat, 24/3), BMKG juga mendeteksi sebanyak 26 titik panas yang tersebar pada tiga kabupaten di Kaltim, yakni Kutai Kartanegara, Berau, dan Kutai Timur, namun titik panas tersebut kemudian padam setelah dilakukan penanganan oleh pihak terkait.

Sedangkan empat titik panas yang terpantau hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.

Sebanyak empat titik panas yang terdeteksi hari ini tersebar pada dua kecamatan di Kutai Timur, yakni Kecamatan Bengalon dan Sangatta Utara yang semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.

Ia mengimbau semua elemen masyarakat sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar.

"Sebenarnya saat ini masih masuk musim hujan, namun terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering kemudian rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla), maka kita harus saling menjaga dan waspada," kata Diyan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top