Anak Muda Indonesia Sudah Hayati Nilai-nilai Pancasila
Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo (tengah) pada acara geragah taruna nusantara dalam rangka perayaan Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2023, di Dome UMM, Batu, Malang, Selasa (31/10).
Foto: istimewaMALANG - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo menjelaskan kerja sama dan persatuan sebenarnya sudah dilaksanakan oleh sebagian anak muda Indonesia.Hal itu dapat dilihat waktu Covid-19 melanda Indonesia. Mereka sudah menghayati nilai-nilai Pancasila.
"Anak-anak muda menggalang dana, membantu bersama-sama, sampai pengiriman obat, vitamin, makann, dan tabung oksigen pun, itu atas bantuan anak-anak muda. Itulah penghayatan Pancasila. Tidak muluk Pancasila soal hafalan, tetapi aplikasi. Yang dilakukan anak muda ini merupakan sebuah penghayatan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," jabar Benny.
Hal itu disampaikan Benny pada acara geragah taruna nusantara dalam rangka perayaan Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2023, di Dome UMM, Batu, Malang, Selasa (31/10). Acara ini digelar oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Malang beserta Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Menurut siaran persnya, selain Benny, hadir dalam acara tersebut, Asisten Deputi Revolusi Mental Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Maman Wijaya, Rektor UMM Fauzan, serta pemimpin-pemimpin agama di lingkungan Malang dan sekitarnya. Adapun mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai perguruan tinggi hadir sebagai peserta, dengan jumlah hampir menyentuh 5000 orang.
Lebih jauh Benny malah menyayangkan generasi sebelumnya yang tidak menjadi role model."Yang kurang malah kita; kita tidak menjadi contoh bagi mereka. Kita malah sibuk dan tidak menyadari mereka (generasi muda) tidak punya contoh bagaimana penghayatan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari," tukasnya.
Kegiatan dibuka oleh Rektor UMM, Fauzan, dengan menyatakan acara ini diadakan untuk menyerukan persatuan anak-anak muda di Indonesia, sesuai dengan jiwa dan raga dari Sumpah Pemuda yang dikumandangkan 95 tahun silam.
"Patut kita bersyukur, kita bisa bersatu dan bersanding bersama-sama, tanpa memandang suku, agama, serta golongan dan budaya. Indah rasanya kita bersama dan bersatu untuk menuju kedamaian dan persatuan," seru Fauzan.
David Tobing, Ketua FKUB Malang menyatakan acara yang dilaksanakan adalah sebuah cita-cita yang akhirnya terwujud.
"Setelah delapan tahun ide ini tercipta, akhirnya terwujud, dalam rahmat Tuhan YME dan kerja sama antar golongan. Perbedaan bukan sesuatu yang harus diperdebatkan, tetapi perbedaan menjadi kekuatan yang besar dengan cinta kasih, perbedaan bisa menjadi pelangi, indah walau berbeda. Kiranya acara ini bisa menjadi aspirasi bagi masyarakat Indonesia untuk terus berkarya,"kata David.
Dalam forum tanya jawab, Antonius Benny Susetyo atau yang akrab disapa Benny, dan Maman Wijaya, menjadi pembicara.
Selain itu, Benny mengatakan penggunaan media sosial dan teknologi yang dipakai oleh anak muda menjadi tindakan yang dapat berdampak positif.
"Melek digital, dan dalam satu bahasa persatuan dan persaudaraan sejati, bahasa kemanusiaan. Ini yang ditunjukkan anak muda sekarang. Mereka tidak suka kemunafikan, mereka butuh bukti nyata, bukan Omdo. Itu menjadi refleksi bagi para elit politik juga, yang kerap kali memakai bahasa persatuan untuk memanipulasi."
Benny mengatakan pemerintah juga sebaiknya memberikan sarana dan prasarana serta akses agar anak muda terus berkembang dengan juga memiliki jiwa kritis.
Namun begitu, ada hal yang harus diperhatikan. Baik Benny maupun Maman menyatakan hal ini.
"Menurut saya, yang harus diperhatikan adalah berkembangnya ideologi transnasional, yang berusaha menyusp dan menggeser Pancasila. Ini hal yang harus diperhatikan juga oleh generasi muda. Jangan sampai lengah,"ujar Maman
Benny merasa penggunaan media bisa menjadi ancaman. "Karena penggunaan media tanpa daya berpikir kritis dalam menciptakan manusia menjadi satu dimensi. Lalu pragmatisme juga harus diwaspadai. Generasi muda harus bisa berpikir global dan bertindak lokal," serunya.
Mereka pun menutup dengan seruan agar anak-anak muda tetap percaya diri dan optimis, serta tidak mudah putus asa.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Marcellus Widiarto
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Hati Hati, Banyak Pengguna yang Sebarkan Konten Berbahaya di Medsos
- 2 Buruan, Wajib Pajak Mulai Bisa Login ke Coretax DJP
- 3 Arsenal Berambisi Lanjutkan Tren Kemenangan di Boxing Day
- 4 Gerak Cepat, Pemkot Surabaya Gunakan Truk Tangki Sedot Banjir
- 5 Tanda-tanda Alam Apa Sampai Harimau Sumatera Muncul di Pasaman dengan Perilaku Unik
Berita Terkini
- Volume Lalu Lintas di Ruas Tol Jabotabek dan Jabar Meningkat pada H+2 Natal
- Kemenpora Bantu Kembangkan IP Nasional Lewat Promosi Film
- Tiongkok Jatuhkan Hukuman Mati untuk Pelaku Serangan Tabrak Mobil yang Tewaskan 35 Orang
- Trump Klaim Tentara Tiongkok Ada di Terusan Panama, Presiden Mulino: Nonsense!
- Jennie BLACKPINK Ungkap akan Rilis Album pada 2025