![ALINEA Luncurkan dan Bedah Buku Anak Bumiku Kelak, Ingatkan Pentingnya Lingkungan](https://koran-jakarta.com/images/article/alinea-luncurkan-dan-bedah-buku-anak-bumiku-kelak-ingatkan-pentingnya-lingkungan-231214231604.jpg)
ALINEA Luncurkan dan Bedah Buku Anak "Bumiku Kelak", Ingatkan Pentingnya Lingkungan
![ALINEA Luncurkan dan Bedah Buku Anak Bumiku Kelak, Ingatkan Pentingnya Lingkungan](https://koran-jakarta.com/images/article/alinea-luncurkan-dan-bedah-buku-anak-bumiku-kelak-ingatkan-pentingnya-lingkungan-231214231604.jpg)
Peluncuran buku anak bertajuk Bumiku Kelak, di Kafe Sastra Balai Pustaka, Jalan Bunga, Matraman, Jakarta Timur, Kamis (14/12).
JAKARTA - Perkumpulan Penulis Indonesia ALINEA menggelar acara peluncuran buku anak bertajuk Bumiku Kelak di Kafe Sastra Balai Pustaka, Jalan Bunga, Matraman,Jakarta Timur, Kamis (14/12). Ini merupakan acara peluncuran kedua setelah buku tersebut pertama kali diperkenalkan dalam acara Ubud Writer & Reader Festival (UWRF) pada 20 Oktober 2023.
Menurut siaran persnya, Bumiku Kelak merupakan serial buku bertema persoalan lingkungan dan perubahan iklim yang terdiri dari lima judul yaitu Aku Mau Jadi Penjaga Bumi, Langkah Kecil untuk Bumi, Peri Penjaga Bumi, Aksi Mencintai Bumi, dan Seribu Pohon Satu Bumi. Kumpulan cerita di dalamnya ditulis oleh penulis anak, yang sebelumnya mengikuti workshop ALINEA.
Dalam sambutannya, Mardiyah Chamim, Presidium ALINEA mengatakan, peluncuran buku ini adalah pencapaian luar biasa. Prosesnya hampir dua tahun, konsepnya dibuat dengan melibatkan anak-anak secara langsung. Buku ini juga menjadi sesuatu yang bersejarah, sebab finalisasinya dibantu dengan artificial intelligence (AI).
"Tapi yang namanya mesin, ternyata tidak semudah yang saya bayangkan. Terlepas dari itu semua, kami merasa bangga menerbitkan buku ini karena menjadi bagian dari topik yang krusial, yaitu perubahan iklim," kata Mardiyah
Salah satu penulis anak, Kalyana Langit Senja, membagikan kisahnya saat menulis Hidup Tanpa Jajan, Bisakah? yang dimuat dalam serial buku Mencintai Bumi. Ia mengaku tidak menghadapi kesulitan yang berarti ketika menyusun cerita tersebut karena terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Anak yang baru berusia 11 tahun itu bahkan memadukan ceritanya dengan istilah-istilah yang identik dengan isu lingkungan.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya