Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Akar Kekerasan Infrastruktur yang Menjerumuskan "Orang Laut" Menjadi Pemulung

Foto : The Conversation/Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulau

Sekumpulan Orang Laut di perahu kajang sebagai tempat tinggal mereka.

A   A   A   Pengaturan Font

Dedi Arman, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Munculnya berita tentang perempuan Orang Laut dari Kampung Air Mas, Batam, Kepulauan Riau, yang memulung sampah bak puncak gunung es yang tersingkap setelah puluhan tahun tertutup kabut. Bagaimana tidak, selama ini Orang Laut sangat jarang menjadi sorotan. Kehidupan mereka tak sepopuler masyarakat Badui di Banten ataupun orang Bajau di perairan timur Indonesia.

Orang Laut adalah salah satu penghuni asli kawasan perairan Riau. Sejak dulu, mereka sehari-hari tinggal di sampan dan hanya sesekali singgah ke daratan.

Kepiawaian Orang Laut di bidang maritim tak bisa dianggap enteng. Di masa lampau, mereka menjadi aktor penting dalam kegemilangan Kerajaan Sriwijaya, Kesultanan Malaka, Kesultanan Johor, hingga Kesultanan Riau Lingga. Banyak sumber sejarah menunjukkan peran penting Orang Laut sebagai penguasa maritim (lautan) dalam mempertahankan hegemoni sebuah kesultanan. Termasuk diantaranya Sultan Johor Riau Lingga Pahang, Mahmud Riayat Syah, yang kekuasaannya ditopang Orang Laut dalam menghadapi perang melawan Belanda.

Kini, mereka terkucilkan dalam sederet proyek pembangunan di Kepulauan Riau. Nasib Orang Laut, terutama yang bermukim di sekitar Pulau Rempang, semakin terombang-ambing karena megaproyek infrastruktur energi terbarukan dan kawasan hijau seluas 17 ribu ha.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : -
Penulis : -

Komentar

Komentar
()

Top