Akar Kekerasan Infrastruktur yang Menjerumuskan "Orang Laut" Menjadi Pemulung
Sekumpulan Orang Laut di perahu kajang sebagai tempat tinggal mereka.
Diabaikannya nasib Orang Laut dalam berbagai pembangunan tidak terjadi dalam semalam. Ini adalah hasil tumpukan pengabaian selama puluhan tahun akibat pembangunan yang tidak berorientasi pada kehidupan laut. Perlahan dan pasti, Orang Laut menjadi korban kekerasan infrastruktur di perairannya sendiri.
Sejarah Orang Laut
Banyak penamaan untuk masyarakat adat ini, tapi yang paling familier adalah Orang Laut. Ada juga yang menyebut Orang Mantang, Orang Sampan, Orang Barok, Orang Selat. Orang asing menyebut mereka sebagai sea nomads atau gipsi laut.
Secara fisik, Orang Laut umumnya memiliki raut wajah yang agak keras dan warna kulit agak gelap. Nenek moyang Orang Laut diperkirakan adalah bangsa Proto-Melayu (Melayu tua) yang bermigrasi dari Vietnam dan Kamboja sebelum abad ke-10 Masehi.
Ada juga yang memperkirakan Orang Laut telah ada sebelum masa Kerajaan Sriwijaya di abad ke-7 Masehi. Orang Laut yang tergolong ras Austronesia ini berasal dari daerah Sambas di Kalimantan yang kemudian berdiaspora ke wilayah pantai timur Sumatera. Mereka mendiami daerah rawa-rawa di pesisir pantai.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : -
Komentar
()Muat lainnya