Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Sumber Daya Air di IKN Ternyata Terbatas, Menteri Basuki Minta Masukan 45 Guru Besar UGM, UI, dan ITB

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

YOGYAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, meminta masukan kepada 45 guru besar dari 10 perguruan tinggi di Indonesia soal penyediaan air baku di Ibu Kota Nusantara, pada akhir pekan lalu di University Club UGM. Beberapa guru besar tersebut berasal dari kampus UGM, UI dan ITB serta beberapa perguruan tinggi lainnya.

Menteri Basuki mengatakan penyediaan sumber air baku di ibukota Nusantara sangat terbatas sehingga dikembangkan beberapa sumber air baku dengan mengidentifikasi lokasi pembangunan embung. "Embung bisa dikembangkan tidak hanya pengendalian banjir saja ada 19 embung yang bisa digunakan untuk penyediaan air baku," kata Basuki.

Menurutnya, pengelolaan sumber air baku dan pengelolaan hutan harus dikelola seefektif mungkin untuk kelancaran drainase dan manajemennya.Oleh karena itu, ia menyambut baik adanya kerja sama dengan 45 orang pakar yang berasal dari kalangan guru besar dari berbagai perguruan tinggi. "Saya sangat senang sekali, saya merasa ada dukungan dari 45 profesor dari 10 perguruan tinggi di Indonesia. Mudah-mudahan kerja sama ini dapat dilakukan lewat pengembangan superspesialis," ujarnya.

Melalui kerja sama dengan para guru besar dan ahli profesi terutama dalam pengelolaan sumber daya air, Basuki berharap banyak generasi muda yang tertarik dengan organisasi profesi pengembangan infrastruktur di Indonesia. Ia pun ingin PUPR berbagai pengalaman dengan para dosen di kampus dengan mengajak mereka terlibat dan terjun langsung di lapangan. "Saya akan mengajak training di lapangan, jauh berbeda dibandingkan textbook, sehingga memberikan kepercayaan diri bagi dosen untuk mengajar," jelasnya.

Dalam diskusi dengan para Guru Besar, Menteri Basuki mengatakan pihaknya meminimalisir penebangan pohon. Kalaupun ditebang, nantinya akan dikembalikan dengan menanam bibit pohon di sekitar lokasi yang yang sama. "Seminimal mungkin mengepras bukit. Yang menyenangkan, pimpronya itu Pak Preaiden dan saya itu pengawas lapangan. Kita ingin mempertahankan alam terutama kualitas estetika dan lingkungan yang selalu saya pegang," ujarnya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Eko S
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top