Sulitnya Berantas Perjudian, Polresta Bandung Tangkap Brand Ambasador dan Dua Admin Judi Online
Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo beserta jajaran menunjukan barang bukti yang digunakan dalam kejahatan perjudian online di Mapolresta Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (16/8/2023).
Foto: ANTARA/HO Polresta BandungSoreang - Satuan Reskrim Polresta Bandung menangkap seorang wanita yang berperan sebagai brand ambasador dan dua orang admin judi online di Kiaroke, Kecamatan Banjaran Kabupaten Bandung.
Kapolresta Bandung Kombes Pol Kusworo Wibowo mengatakan penangkapan yang dilakukan pada Senin (14/8) lalu ini, adalah juga sebagai langkah pencegahan berbagai kejahatan lainnya.
"Kita buatkan LP pada Selasa, 15 Agustus 2023. Operasi ini, karena memang banyak kejadian-kejadian pidana yang disebabkan karena judi online. Jadi ikut judi online uangnya habis, akhirnya merampok, akhirnya mencuri," kata Kusworo di Mapolresta Bandung, Rabu.
Setelah dilakukan penyelidikan secara intens, kata Kusworo, pelaku yang merupakan brand ambasador menggunakan akun media sosial instagramnya dengan cara menari-nari dan menggunakan pakaian tak senonoh dengan logo judi online.
"Dengan logo alexistogel, kemudian yang bersangkutan menginformasikan link, dimana bisa di akses melalui internet untuk sarana dan prasarana perjudian secara online. Yang bersangkutan sudah satu tahun beroperasi, sedangkan untuk yang brand ambasador itu digaji per bulan," ucapnya.
Dengan terungkapnya kasus judi online ini, Kusworo mengimbau kepada para warga masyarakat untuk tidak terbuai dengan perjudian online.
"Karena ini semua rekayasa, dan akan ada ikutan pidana lainnya dengan adanya kita main di judi online ini," ujarnya.
Imbauan itu juga ditujukan pada pelaku atau pekerja di situs judi online, di mana kata Kusworo, ada sanksi hukum yang diatur atas mereka.
"Dan bagi perangkat atau bagi para pelaku, apakah itu yang ikut-ikutan brand ambasador atau jadi admin atau lainnya, ini jangan lagi melakukan, karena ada ancaman hukumannya," tuturnya.
Akibat perbuatannya pelaku MAG (20), OR (34) dan SN (28) dijerat dengan Pasal 27 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2012 atas perubahan dari Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dengan ancaman penjara maksimal enam tahun dan denda Rp1 miliar.
Redaktur: Marcellus Widiarto
Penulis: Antara
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- KPU RI Targetkan Partisipasi Pemilih Pilkada 2024 Sekitar 82 Persen
- Program Bumi Berdaya Pacu Daya Saing SDM
- Sampah Hasil Pendakian di Gunung Rinjani Capai 31 Ton
- COP29 Diperpanjang, Negara Miskin Tolak Tawaran 250 Miliar Dollar AS
- Belanda Pertama Kali Melaju ke Final Piala Davis Usai Kalahkan Jerman