Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Semoga Bisa segera Diwujudkan, Menhan AS dan Israel Bahas Situasi Gaza Termasuk Pengiriman Bantuan

Foto : Antara/Jim Lo Scalzo/Pool via Xinhua

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Lloyd Austin.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dan Menhan Israel Yoav Gallant membahas situasi di Jalur Gaza melalui telepon, termasuk pembebasan sandera dan pengiriman bantuan, demikian pernyataan Pentagon.

Menurut pernyataan resmi yang dikeluarkan Sekretaris Pers Pentagon Mayjen Pat Ryder, Austin meminta penilaian Gallant mengenai negosiasi pembebasan para sandera yang ditahan oleh Hamas, dan mereka juga membahas "kebutuhan mendesak" akan lebih banyak bantuan kemanusiaan untuk menjangkau warga sipil Palestina serta perlunya "memfasilitasi rute baru bantuan ke Gaza Utara."

"Austin danGallant menyetujui perlunya meloloskan Tambahan Keamanan Nasional bipartisan dari Presiden Biden," tambah pernyataan tersebut seperti dilansir Anadolu.

Permintaan tambahan dana keamanan nasional senilai 95 miliar dolar itu mencakup pendanaan untuk Ukraina, serta Israel dan Taiwan.

Presiden AS Joe Biden dan Senat mendesak DPR yang dikuasai Partai Republik untuk meloloskan paket bantuan tersebut. Namun ketua DPR Mike Johnson menolak seruan pemungutan suara, dan menyerukan lebih banyak tindakan keamanan perbatasan.

Israel telah membunuh lebih dari 30.000 orang di Jalur Gaza sejak serangan 7 Oktober oleh kelompok Palestina Hamas.

Sekira 1.200 orang tewas dalam serangan awal tersebut dan 240 orang disandera, setengah dari mereka telah dibebaskan dalam gencatan senjata singkat pada November.

Operasi militer Israel telah meluluhlantakkan Gaza, menyebabkan pengungsian dan penderitaan massal.

Di tengah kecaman internasional, Israel mengatakan akan melancarkan invasi darat ke Rafah, Jalur Gaza selatan apabila kesepakatan tidak tercapai pada bulan suci Ramadan.

Biden mengatakan dia berharap gencatan senjata dapat dilakukan pada awal pekan depan karena perundingan untuk menghentikan peperangan dan menjamin pembebasan tawanan tampaknya akan cepat dirampungkan.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top