Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Pemkab Bekasi Minta Swasta Kelola Sampah Secara Mandiri

Foto : ANTARA/Pradita Kurniawan Syah

Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan meninjau Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Deltamas milik pengembang kawasan di Kecamatan Cikarang Pusat, Selasa.

A   A   A   Pengaturan Font

Kabupaten Bekasi -Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat meminta pihak swasta agar dapat mengelola sampah secara mandiri sebagai upaya mengurangi penumpukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Burangkeng milik daerah setempat.

"Penanggulangan permasalahan sampah menjadiconcernpemerintah daerah saat ini. Salah satu solusi meminimalisasi sampah dibuang ke TPA Burangkeng adalah dengan mendorong pihak swasta untuk memiliki sistem pengolahan sampah mandiri," kata Penjabat Bupati Bekasi Dani Ramdan di Cikarang, Selasa.

Hal itu disampaikan Dani Ramdan saat meninjau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Deltamas di Kecamatan Cikarang Pusat, hasil kerja sama pengembang kawasan Deltamas yakni PT Puradelta Lestari bersama PT Mitra Karunia Intranusa (MKI).

Dia mengatakan pemerintah daerah tengah menyusun regulasi terkait pengolahan sampah secara mandiri oleh produsen sampah, mulai dari rumah tangga, industri, hingga restoran.


Regulasi ituakan mewajibkan produsen sampah untuk dapat mengolah sampah sendiri dengan harapan mampu mengurangi beban penumpukan sampah di TPA Burangkeng.

"Kita sedang menyusun regulasi untuk mewajibkan produsen sampah dengan mengolah sampahnya sendiri atau setidaknya mengurangi sampah. Mulai dari sampah rumah tangga, industri, pasar, restoran, dan sebagainya," katanya.

Ia pun mengapresiasi kehadiran TPST Deltamas yang turut berkontribusi dalam mengatasi penumpukan sampah sekaligus meningkatkan penggunaan energi terbarukan melalui teknologi pengolahan berbasis "Refuel Derived Fuel(RDF)".

"Deltamas ternyata sudah menjalankan tugas itu dengan mendirikan unit pengelolaan sampah seperti ini, TPST. Dari sampah yang dikumpulkan di kawasan permukiman Delta sekarang dengan volume 25 ton per shift bisa ditingkatkan sampai 50 ton per hari, ini sudah diolah dan hampirzero waste," katanya.

Dani mendorong seluruh pihak untuk mengikuti program pengolahan sampah tersebut dengan memperbanyak TPSTdi wilayah lain, sehingga ke depan mampu menjadi solusi utama penumpukan sampah di TPS Burangkeng.

"Tentunya nanti bisa dikaitkan dengan insentif pajak retribusi yang didiskon melalui regulasi nanti, termasuk juga menjadi prioritas dalam hal perizinan. Insentif akan disesuaikan dengan kebutuhan bagi kawasan, restoran, maupun lainnya, misalnya yang punya pengelolaan sampah nanti kita berikanreward," ucapnya.

Dani bahkan menyebutkan TPST tersebut dapat menjadi objek studi program wisata industri karena para pelajar yang berkunjung ke kawasan tidak hanya melakukan kunjungan pabrik melainkan juga dapat melihat bagaimana pengelolaan sampah, air limbah, serta fasilitas seperti pemadam kebakaran.

"Karena wisata industri itu lebih ke wisata edukatif, jadi objek-objek yang memberikan inspirasi pengetahuan dan wawasan seperti ini. Anak-anak bisa terinspirasi, ternyata sampah bisa menjadi barang yang berharga kalau diolah, air kotor bisa digunakan kembali kalau diolah. Nanti mungkin ada surya panel yang terkait dengan pemanfaatan energi surya. Itu semua menjadi objek wisata bagi anak-anak," ucap dia.

Direktur PT MKI Feri Jauhan menyatakan TPST Deltamas mengedepankan prinsipzerowastemelalui penerapan teknologi RDF, di mana sampah organik dan nonorganik dikelola menjadi kompos mentah dan biomassa, serta dikirim ke pabrik semen mitra untuk sampah kemasan botol plastik bekas terpilih.

Ia menyebutkan tujuan didirikan TPST ini adalah untuk menciptakangreen industrial estatemengingat perusahaan sangat memperhatikanwaste managementdalam upayago greenmenujuzero waste.

Berdiri di lahan seluas 3.000 meter persegi, tempat pengelolaan sampah ini berkapasitas 25 ton per shift dan akan dikembangkan menjadi 100 ton. Seluruh sampah yang terkumpul di fasilitas ini dikelola dan dimanfaatkan kembali sehingga tidak ada yang terbuang.

"Jadi sampah yang masuk kita manfaatkan, dari 25 ton sampah yang masuk itu sekitar 30-40 persen RDF. Kemudian dari 30-40 persen RDF sampah, lima persen jadi kompos dan empat persen susut ke mesin. Jadi kita berusaha sampah yang masuk betul-betul habis," kata dia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top