
Kurikulum Merdeka Siap Digunakan Tahun Ajaran Baru
Festival Kurikulum l Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek), Aswin Wihdiyanto, saat acara Festival Kurikulum Merdeka, di Jakarta, Jumat (5/7).
Foto: Koran Jakarta/M.Ma'rufKurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional sudah siap digunakan tahun ajaran baru tahun ini. Sedikitnya ada 82 persen satuan pendidikan yang sudah mengimplementasikannya.
JAKARTA - Plt. Direktur Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek), Aswin Wihdiyanto, mengatakan Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional siap digunakan pada tahun ajaran baru. Saat ini sudah ada 82 persen satuan pendidikan yang mengimplementasikan kurikulum tersebut.
"Kita cukup yakin bahwa kurikulum ini sudah secara perlahan satuan pendidikan pada akhirnya siap menggunakan Kurikulum Merdeka nanti ketika tahun ajaran baru 2024/2025," ujar Aswin, saat acara Festival Kurikulum Merdeka, di Jakarta, kemarin.
Dia menerangkan, ada proses panjang bagi Kurikulum Merdeka bisa menjadi kurikulum nasional yaitu dengan hadirnya Kurikulum Darurat saat pandemi Covid-19. Meski demikian, sebelum ditetapkan sebagai kurikulum nasional, satuan pendidikan sukarela mengimplementasikannya.
"Ada penyesuaian. Jadi bertahap sampai jadi Kurikulum Merdeka ini. Ada proses panjang sehingga satuan pendidikan sudah siap," jelasnya.
Perubahan Pola Pikir
Aswin yang juga Supervisor Tim Kurikulum Merdeka ini mengakui ada tantangan dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Salah satunya terkait perubahan pola pikir atau mindset baik dari guru, orang tua, maupun siswa.
Dia menyebut, Kurikulum Merdeka mendorong guru menjadi pembelajar sepanjang hayat. Menurutnya, wajar jika masih ada guru yang belum terbiasa dalam sistem baru termasuk dalam pergantian kurikulum.
"Mindset-nya harus dimerdekakan. Memang semua harus disesuaikan. Jadi ini salah satu tantangan, ketika kita memulai dan mengubah mindset agar Kurikulum Merdeka ini bisa berjalan dengan baik," katanya.
Guru SD Petojo Utara, Galih Sulistyaningra, menuturkan berbagai perubahan pembelajaran dengan adanya Kurikulum Merdeka. Pembelajaran menjadi lebih holistik dan kontekstual menjawab permasalah di dunia nyata.
"Kalau dulu pembelajaran untuk nilai dan ujian, sekarang sudah bergeser pada pembelajaran holistik," ucapnya.
Dia menyatakan, dalam Kurikulum Merdeka menekankan Pembelajaran Berbasis Proyek. Menurutnya, hal tersebut kerap dianggap merepotkan sehingga perubahan mindset menjadi penting. "Pembelajaran Berbasis Proyek bukan merepotkan orang tua dan guru, tapi anak-anak diminta mencari hubungan atau relasi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari," tuturnya. ruf/S-2
Berita Trending
- 1 Ini Tujuh Remaja yang Diamankan Polisi, Diduga Terlibat Tawuran di Jakpus
- 2 Cemari Lingkungan, Pengelola 7 TPA Open Dumping Bakal Dipidana
- 3 Cegah Tawuran dan Perang Sarung, Polrestro Tangerang Kota Dirikan 23 Pos Pantau
- 4 Ungkap 100 Hari Kerja, Wali Kota Semarang Fokus pada Infrastruktur, Kebersihan, dan Layanan Kesehatan
- 5 Regulasi Jaminan Sosial Dirombak, Ini Aturan Baru dari Menaker