Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2024 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Rabu, 25 Des 2024, 13:10 WIB

Kemenag DKI: Natal Jadi Momen Umat Katolik-Kristen Peduli pada Sesama

Jemaat menyalakan lilin saat pelaksanaan ibadah malam Natal di GPIB Immanuel, Jakarta, Selasa (24/12/2024).

Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Kantor Wilayah Kementerian Agama DKI Jakarta menilai perayaan Natal 2024 yang bertema "Marilah Sekarang Kita Pergi Ke Betlehem", menjadi momen untuk mengajak umat Katolik dan Kristen peduli pada sesama penganut yang miskin dan menderita.

"Betlehem itu adalah tempat kelahiran Yesus yang begitu sederhana, yaitu kandang domba. Tema ini, mau mengajak kita semua, khususnya umat Kristiani untuk mau solider dan peduli dengan sesama umat yang miskin dan menderita," kata Pembimbing Masyarakat (pembimas) Katolik Kanwil Kemenag DKI Jakarta Antonius Sinaga saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Dia menjelaskan tema ini sejalan dengan arahan dasar Keuskupan Agung Jakarta pada 2025, yakni "Kepedulian Lebih Pada Yang Lemah dan Miskin".

Oleh karena itu, sambung Antonius, untuk mempersiapkan Natal, umat Katolik diajak oleh Gereja Keuskupan Agung Jakarta untuk merenungkan dan mewujudkan nilai-nilai keadilan dan cinta kasih sebagaimana diajarkan oleh Gereja Katolik.

Adapun masa merenung tersebut berlangsung dalam empat pertemuan dan biasanya dilakukan empat pekan sebelum Natal.

Lalu, berbicara harapan pada Natal 2024, dia berharap perayaan ini dapat membawa semangat solidaritas bagi seluruh masyarakat Indonesia.

"Semoga Natal tahun ini, membawa suka cita dan semangat solidaritas bukan hanya bagi umat Katolik, tetapi membawa semangat baru dalam mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," demikian Antonius.

Sementara itu, salah satu pemeluk Katolik, Lauren (35) berharap pemerintah berpihak pada rakyat melalui berbagai kebijakan, termasuk yang akan dilaksanakan mulai 2025.

Dia termasuk yang keberatan atas keputusan pemerintah untuk menaikkan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen karena hal itu dapat menaikkan harga berbagai jenis barang kebutuhan lainnya.

"Semoga pemerintah mau berpihak pada rakyat, bukan ke pengusaha. Tarif PPN (pajak pertambahan nilai) naik jadi 12 persen itu memberatkan," ujar wanita yang berdomisili di Jagakarsa, Jakarta Selatan itu.

Redaktur: Lili Lestari

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.