Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kecelakaan "Smelter" - ITSS Diminta Setop Sementara Operasional Mengolah Nikel

Investor Jangan Abaikan Standar Keselamatan Kerja

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Pemerintah jangan lebih mementingkan masuknya investor smelter ketimbang memperketat pengawasan safety system.

JAKARTA - Pemerintah perlu bertindak tegas soal penerapan standar keselamatan internasional (international safety standard) menyusul kecelakaan kerja di pabrik pengolahan nikel PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Pemerintah harus memberlakukan standar keselamatan internasional dengan zero accidents ke seluruh investor.

Pengamat energi UGM, Fahmy Radhi, menilai meledaknya smelter di Morowali makin membuktikan investor smelter mengabaikan standar keselamatan pertambangan. Padahal, penerapan standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) seharusnya mengacu pada standar internasional, bukan standar nasional maupun standar Tiongkok.

"Investor Tiongkok biasanya cenderung meminimalisir biaya, termasuk mining safety cost (biaya keselamatan kerja pertambangan)," ujarnya di Jakarta, Selasa (26/12).

Fahmy juga meminta agar secara reguler diadakan audit keselamatan untuk memastikan sistem keselamatan bekerja sesuai standar yang berlaku.

Seperti diketahui, ledakan di tungku smelter milik PT ITSS di kawasan industri Kabupaten Morowali pada Minggu (24/12) menyebabkan 13 orang meninggal dunia, terdiri atas empat tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok dan sembilan tenaga kerja Indonesia (TKI), sementara 39 orang yang mengalami luka-luka atas peristiwa tersebut telah mendapat perawatan intensif. Selain itu, sebanyak 29 korban mengalami luka berat, 12 korban mengalami luka sedang, serta lima korban mengalami luka ringan.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top