Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 14 Feb 2025, 11:56 WIB

Efisiensi Penting Demi Jaga Stabilitas dan Pertumbuhan

Prof. Rosdiana Sijabat saat menyampaikan orasi ilmiah dalam acara pengukuhannya sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi Bisnis, Fakultas Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Universitas Atma Jaya pada 5 Februari 2025

Foto: istimewa

JAKARTA-Profesor Ekonomi Bisnis Unika Atma Jaya, Rosdiana Sijabat mengatakan, efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah merupakan terobosan penting dan strategis demi menjaga stabilitas anggaran dan pertumbuhan.

"Ini mencerminkan keberanian pemerintah menata tata kelola fiskal,"ucap Rosdiana yang baru dikukuhkan sebagai Guru Besar Bidang Ekonomi Bisnis, Fakultas Administrasi Bisnis dan Ilmu Komunikasi Univ. Atma Jaya tersebut pada Koran Jakarta, Jumat (14/2).

Dari perspektif positif ujarnya, pemerintah memang harus melakukan efisiensi anggaran. Sebenarnya memang ini penting untuk mendukung program program prioritas pemerintah yang diutamakan Presiden seperti halnya program MBG. 

Ini juga merupakan efek dari tidak jadi naiknya PPN 12 persen secara umum. Jadi harus ada cara bagi pemerintah di antara berbagai kewajiban kewajiban pemerintah misalkan utang jatuh tempo di tahun ini yang sekitar 800 triliun, kemudian belum defisit anggaran. "Cost economy ini, yang paling mungkin dilakukan iya efisiensi. Salah satu mungkin dampaknya mungkin ke kementerian/lembaga,"ujarnya

Pengamat Ekonomi Salamudin Daeng mengatakan, efisiensi ini cara untuk bisa keluar dari goverment budget shutdown. Jangan boros ujarnya harus menjadi sebuah paradigma baru yang perlu diselami oleh para birokrasi pemerintahan dan pelaku ekonomi yang selama ini memang menjalankan kerjasama program dan proyek dengan pemerintah.

Dia juga mendorong agar anggota kabinet lebih hati hati dalam menyampaikan pernyataan, sebah cara komunikasi pemerintah dari awal sudah salah yakni mengunakan pemotongan atau penghematan anggaran. 

Pernyataan tersebut dipandang oleh pasar sebagai pernyataan krisis atau resesi. "Pernyataan semacam ini berbeda sama sekali maknanya dengan pernyataan pemerintah untuk mengurangi atau menghilangkan korupsi APBN,"ujarnya

 Pemerintah harusnya meyakinkan publik dan internasional bahwa akan menaikkan belanja. Sebagaimana perusahaan perusahan setiap tahun akan mengumumkan kenaikan capital expenditure (Capex) untuk menambah kepercayaan masyarakat dan investor.

Bukan Hambatan

Sebelumnya, Asosiasi CEO, Pemimpin Bisnis dan Industri Indonesia atau Indonesian Business Council (IBC) menyatakan efisiensi anggaran pemerintah bukan menjadi suatu hambatan dalam memajukan perekonomian nasional sehingga target pertumbuhan 8 persen tetap bisa diwujudkan.

Ketua Dewan Pengawas IBC, Arsjad Rasjid di Jakarta, Rabu (12/2) mengatakan dengan diterapkan efisiensi anggaran melalui Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025, justru membuat pendanaan yang dimiliki negara lebih efektif untuk mendorong pertumbuhan.

“Efisiensi itu kan kalau lebih efisien lebih baik. Ini kan hanya bagaimana menargetkan anggaran supaya mana yang bisa men-drive growth,” katanya.

Dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1/2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025, Presiden Prabowo Subianto meminta penghematan anggaran hingga 306,69 triliun rupiah. Sementara, untuk belanja kementerian/lembaga (K/L), Presiden Prabowo memerintahkan efisiensi sebesar 256,1 triliun rupiah.

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Erik, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.