Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 21 Mar 2025, 15:49 WIB

Debut Versus "Socceroos" Mimpi Buruk Bagi Patrick Kluivert

Pelatih timnas Indonesia Patrick Kluivert pada laga melawan timnas Australia dalam laga ketujuh kualifikasi Piala Dunia 2026 Grup C di Stadion Sepak Bola Sydney, Kamis (20/3/2025). Laga ini dimenangkan Australia dengan skor 5-1.

Foto: ANTARA/HO-PSSI.

JAKARTA - Sehari sebelum pertandingan, Pelatih timnas Indonesia Patrick Kluivert mengaku memiliki firasat bagus melawan Australia dalam laga ketujuh putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Sepak Bola Sydney, Kamis (20/3) malam.

Datang sebagai mantan pemain yang namanya besar di Barcelona dan timnas Belanda, Kluivert membawa harapan besar. Kedatangannya sempat diragukan, tetapi perlahan mulai mendapat kepercayaan.

Setelah dua bulan lalu resmi diumumkan, optimisme penggemar mulai terbentuk karena keterbukaan Kluivert memperhatikan talenta lokal dari Liga 1 Indonesia. Debutnya kemudian digadang-gadang akan sesuai dengan yang direncanakan.

Satu poin menjadi target awal Kluivert. Seiring berjalannya waktu, dengan tambahan empat pemain baru yaitu Ole Romeny, Joey pelupessy, Dean James, dan Emil Audero, serta performa Australia yang tak menyakinkan dalam tiga pertandingan terakhir, target Kluivert pun berubah.

Target satu poin berubah menjadi tiga poin yang harus dibawa pulang dari Sydney. Optimisme ini juga muncul setelah pada pertemuan pertama di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, September tahun lalu, Indonesia berhasil menahan imbang 0-0 Socceroos.

“Kami datang ke sini untuk mendapatkan hasil yang baik, dan hasil yang baik berarti kemenangan,” kata Kluivert saat memimpin latihan perdananya di Stadion Netstrata Jubilee, Sydney, Selasa (21/3).

Namun, takdir berkata lain. Kenyataannya, firasat yang dirasakan Kluivert pada jumpa pers pra-laga berujung mimpi buruk.

Dengan formasi 3-4-1-2, dengan Ole Romeny dan Dean James sebagai debutan baru, Indonesia memang sempat bermain menjanjikan di awal-awal laga. Sundulan tepat sasaran sang kapten Jay Idzes yang ditepis oleh Mathew Ryan pada menit ke-5 mengawali ancaman bahaya ke gawang Australia.

Tiga menit kemudian, Indonesia mendapatkan penalti menyusul Rafael Struick dilanggar di kotak terlarang. Fans Indonesia yang memenuhi Sydney bergemuruh. Namun sayangnya Kevin Diks yang bertindak sebagai algojo gagal karena bola yang ia tendang membentur tiang gawang. Kegagalan Kevin membuat jalannya permainan berubah.

“Jika Anda mendapatkan gol melalui penalti (Kevin Diks), itu tentu saja akan menjadi pertandingan yang berbeda,” kata Kluivert pada jumpa pers pascapertandingan.

Setelah memberikan penalti untuk Indonesia, wasit asal Yordania Adham Mohammad Makhadmeh memberikan hadiah untuk Australia. Martin Boyle (18’) sebagai eksekutor, sukses menipu Maarten Paes ke arah yang salah. Keberhasilan Boyle mengeksekusi penalti memukul telak mental Indonesia yang tak terbiasa bermain di panggung besar kualifikasi Piala Dunia putaran ketiga.

Nishan Velupillay (20’), Lewis Miller (61’), dan Jackson Irvine (34’,) kemudian saling bergantian membobol gawang Paes. Ole Romeny membawa secuil harapan melalui golnya pada menit ke-78. Namun, gol kedua Irvine pada menit ke-90 benar-benar menenggelamkan Indonesia ke jurang kekalahan dengan skor besar 1-5. Kekalahan dengan defisit empat gol ini mengulangi memori kelam pada babak 16 besar Piala Asia 2023 di Stadion Jassim bin Hamad saat tim Garuda kalah dengan skor 0-4 dari Socceroos.

Kecuali soal gol dan efektivitas, Indonesia mengungguli Australia dalam beberapa aspek pada pertandingan ini, seperti dalam penguasaan bola (60 persen penguasaan bola), tembakan (11 total tembakan), dan umpan (520 umpan). Namun, sepak bola pada akhirnya tentang skor dan siapa yang mencetak gol lebih banyak. Tony Popovic sebagai pelatih Australia sangat bangga mendapatkan kemenangan besar ini setelah tiga laga sebelumnya selalu berakhir mendapatkan satu poin.

“Mencetak lima gol dalam satu pertandingan adalah pengalaman yang sangat menyenangkan. Apalagi jika hal itu terjadi saat pertandingan kualifikasi Piala Dunia, karena itulah yang diharapkan oleh setiap pemain,” kata Popovic.

Setelah pertandingan, Kluivert mengatakan bahwa selama pertandingan anak-anak asuhnya bermain bagai singa yang tak pantang menyerah. Akan tetapi, ini masih tak menutup fakta bahwa Indonesia lebih banyak tertunduk lesu daripada kepala tegak ketika melawan Australia karena mereka kalah 16 kali dari 21 pertemuan.

Bagi mantan asisten pelatih Louis van Gaal di timnas Belanda itu, ini merupakan laga debut terburuknya sebagai seorang pelatih kepala karena dari tiga tim yang pernah ia pimpin, statistiknya adalah dua kali menang dan minimal seri.

Dua kali menang diraih Kluivert saat membawa Twente U-21 menang 5-0 atas Sparta Rotterdam U-21 pada 2011/2012 dan saat bersama timnas Curacao di periode keduanya dengan kemenangan 6-0 atas Monserrat pada 2021. Sementara dua kali imbang diraihnya pada periode pertamanya dengan timnas Curacao dengan skor 2-2 melawan Monserrat pada 2017 dan menahan imbang 1-1 CFR Cluj bersama Adana Demirspor pada 2023/2024.

Kesalahan berulang

Pertandingan pertama bagi Patrick Kluivert jauh dari kata memuaskan. Selain soal skor, pemain-pemain Indonesia pada pertandingan ini sangat akrab dengan kesalahan-kesalahan yang berulang.

Gol pertama Australia tercipta karena Nathan Tjoe-A-On yang melakukan blunder setelah dia menarik Lewis Miller di kotak penalti dari situasi sepak pojok. Dalam hal ini, Nathan membuat kesalahan besar karena sebenarnya Miller tak dalam posisi bahaya. Bola yang dikirimkan pemain Australia juga tak menimbulkan situasi berbahaya karena dengan baik dihalau Idzes.

Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa Kluivert berani menurunkan Nathan sebagai starter di saat dirinya dengan jelas mengatakan bahwa salah satu patokannya memilih seorang pemain adalah yang harus memiliki menit bermain cukup di klubnya. Dengan menit bermain di klub, pengambilan keputusan seorang pemain terasah. Nathan tak menunjukkannya di pertandingan ini karena pelanggarannya terlalu ceroboh dan tidak pada situasi yang tepat harus melakukan pelanggaran.

Duet Nathan di lini tengah, Thom Haye, juga turut melakukan kesalahan. Dua menit setelah gol Boyle, Thom yang berniat melalukan sapuan dari lini tengah ke belakang, justru malah menemui Velupillay, yang kemudian membuahkan gol kedua untuk Australia.

Gol ketiga Australia menandakan bahwa mereka adalah tim yang benar-benar matang untuk ke Piala Dunia enam kalinya secara beruntun, atau ketujuh kalinya secara keseluruhan. Gol yang dicetak Irvine dibuat dari proses gol yang indah dari kaki ke kaki, dimana pemain-pemain Indonesia hanya ball watching, sebuah istilah yang merujuk seorang pemain yang hanya memperhatikan bola tanpa memperhatikan pergerakan pemain lain, baik lawan maupun rekan setim, sehingga menyebabkan disorganisasi dalam tim.

Setelah gol ketiga, Indonesia kebobolan gol keempat dan kelima dengan cara yang sama, yaitu cara bertahan yang buruk dari sebuah situasi sepak pojok. Pada dua gol terakhir ini, Craig Goodwin berperan penting dalam mengirimkan umpan terukurnya kepada Miller dan Irvine yang melakukan free header atau sundulan tanpa kawalan.

Kesempatan kedua

Dengan kekalahan ini, maka peluang Indonesia meraih tiket Piala Dunia 2026 secara langsung sebagai runner-up di bawah Jepang, menipis. Australia mengoleksi 10 poin di posisi kedua berkat kemenangan ini, meninggalkan Indonesia yang saat ini berada di posisi keempat dengan enam poin, dengan selisih gol minus tujuh.

Dengan tiga laga tersisa, jalur ke Piala Dunia 2026 untuk Indonesia terbuka dari posisi ketiga dan keempat, guna melaju ke putaran keempat untuk mendapatkan tiket tersisa. Syaratnya, Indonesia minimal wajib memenangkan dua laga kandang melawan Bahrain pada Selasa (25/3) dan China pada 5 Juni. Asumsi Indonesia akan kalah melawan Jepang pada laga terakhir nanti, maka tim Garuda berpeluang melaju ke putaran keempat dengan koleksi 12 poin.

Sydney, yang seharusnya menjadi panggung pembuktian, justru menjelma penambah luka bagi Kluivert. Keyakinan memberi kejutan malah berujung petaka karena sang lawan, yang sudah enam kali bermain di Piala Dunia, terlalu perkasa.

Namun, sepak bola selalu memberikan kesempatan kedua. Untuk menebus kekecewaan pendukung tim Garuda, kesempatan kedua ini seharusnya haram disia-siakannya, salah satunya adalah saat menghadapi Bahrain di Jakarta. Ant

Redaktur: -

Penulis: Opik

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.