BPBD Aceh Barat Kerahkan Angggota Tim Gugus Penyelamatan Satwa Liar untuk Cegah Gangguan Gajah
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat mengerahkan tim gugus penyelamatan satwa liar (Wildlife Response Unit/WRU) sebagai upaya mengatasi gangguan gajah di Desa Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen, kabupaten setempat, Jumat (20/9/2024).
Foto: ANTARA/HO-Dok Pemkab Aceh BaratMeulaboh - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh mengerahkan tim gugus penyelamatan satwa liar (Wildlife Response Unit atau WRU) sebagai upaya mengatasi gangguan gajah di Desa Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen.
"Tim WRU yang kita kerahkan ini untuk meningkatkan pemantauan di daerah rawan konflik satwa liar," kata Kepala Pelaksana BPBD Aceh Barat, Teuku Ronal Nehdiansyahdi Aceh Barat, Jumat.
Dia menjelaskan berdasarkan hasil observasi, sekitar 300 batang tanaman sawit milik warga mengalami kerusakan akibat aktivitas kawanan gajah.
Dengan adanya temuan tersebut, kata dia, tim di lapangan akan berusaha menghalau gajah yang berpotensi mengganggu pemukiman dan perkebunan warga.
Saat ini, Tim WRU BPBD Aceh Barat bersama Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh terus melakukan penanganan darurat untuk menghalau gajah liar di Gampong Pulo Teungoh, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.
Dia menyebutkan koordinasi dengan BKSDA Aceh dan pihak swasta terus dilakukan untuk memastikan langkah jangka panjang dalam penanganan gajah di Aceh Barat.
"Penanganan darurat tidak selalu efektif, terutama di wilayah Pante Ceureumen. Kami mempertimbangkan metode penanganan yang lebih permanen, seperti pemasangan kawat kejut khusus satwa dan penggunaan GPS untuk memantau pergerakan gajah," katanya.
Penjabat Bupati Aceh BaratMahdi Efendimengimbau masyarakat selalu waspada terhadap potensi konflik dengan satwa liar, terutama gajah.
"Masyarakat diharapkan untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di malam hari, mengingat aktivitas kawanan gajah cenderung meningkat. Terutama di area perkebunan yang baru ditanami sawit, yang menjadi makanan favorit gajah liar," katanya.
Ia juga menginstruksikan BPBD Aceh Barat dan instansi terkait lainnya untuk terus memantau kondisi di wilayah-wilayah rawan konflik gajah sebagai langkah antisipatif.
"Tim WRU BPBD dan instansi terkait harus siaga penuh, terutama di kawasan Kecamatan Pante Ceureumen," katanya.
Pemerintah daerah mengharapkan, petugas melakukan pemantauan intensif dan mengambil langkah-langkah mitigasi dini untuk mengurangi risiko yang dapat membahayakan masyarakat.
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Genap 70 Tahun, Ini 5 Film Godzilla Kurang Terkenal yang Juga Perlu Ditonton
- Haris Azhar Temukan Data Dugaan Politisasi Hukum di Pilkada Banten
- Ini Rekomendasi Liburan Akhir Pekan di Jakarta, Ada Konser K-pop 2NE1
- Kemenparekraf Aktivasi Keep the WonderxCo-Branding Wonderful Indonesia
- UMP DKI Jakarta 2025 Diumumkan Setelah Pilkada