Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Biofuel Bagi Penerbangan Sangat Beragam

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Amerika Serikat (AS) melalui Dinas Teknologi Bioenergi di Kementerian Energi (BETO) berusaha mendorong perusahaan energi untuk mengembangkan bahan bakar perbangan yang berkelanjutan (sustainable aviation fuel/SAF). Bahan bakar ini memiliki sifat mirip dengan bahan bakar jet konvensional tetapi dengan jejak karbon yang lebih rendah.
Tergantung pada bahan baku dan teknologi, dalam proses produksinya SAF dapat mengurangi siklus hidup emisi gas rumah kaca (GRK) secara dramatis dibandingkan dengan bahan bakar jet konvensional. Beberapa produksi SAF menunjukkan memiliki jejak GRK net yang negatif.
"Intensitas karbon yang lebih rendah dari SAF menjadikannya solusi penting untuk mengurangi GRK penerbangan, yang menghasilkan 9 -12 persen dari emisi GRK transportasi di AS," papar Badan Perlindungan Lingkungan AS.
SAF mengandung lebih sedikit komponen aromatik, yang memungkinkan proses pembakaran yang lebih bersih. Ini berarti menurunkan emisi senyawa berbahaya lokal di sekitar bandara selama lepas landas dan mendarat.
"Komponen aromatik juga meninggalkan jejak prekursor yang dapat memperburuk dampak perubahan iklim," tulis laman Energy Efficiency and Renewable Energy.
SAF yang dibuat dari biomassa terbarukan dan sumber daya limbah memiliki potensi untuk memberikan kinerja sama dengan bahan bakar jet berbasis minyak bumi. Kelebihannya dapat mengurangi jejak karbonnya, memberikan landasan yang kokoh bagi maskapai untuk mengurangi emisi GRK.
Laman tersebut menyatakan, diperkirakan 1 miliar ton kering biomassa dapat dikumpulkan secara berkelanjutan setiap tahun di AS. Jumlah ini cukup untuk menghasilkan 50 - 60 miliar galon biofuel rendah karbon.
Biomassa itu adalah biji jagung, biji minyak, ganggang, lemak, minyak, dan gemuk lainnya. Bahan lainnya adalah residu pertanian, residu kehutanan, limbah pabrik kayu, aliran limbah padat kota, limbah basah (kotoran, lumpur pengolahan air limbah).
"Menumbuhkan, mencari, dan memproduksi SAF dari sumber daya terbarukan dan limbah dapat menciptakan peluang ekonomi baru di komunitas pertanian, memperbaiki lingkungan, dan bahkan meningkatkan kinerja pesawat," tulis laman tersebut.
Dengan menanam tanaman biomassa untuk produksi SAF, petani dapat memperoleh lebih banyak pendapatan selama musim dingin dengan menyediakan bahan baku ke pasar baru ini. Selain itu tanaman yang bersifat selingan berguna dalam mengurangi kehilangan nutrisi dan meningkatkan kualitas tanah.
Tanaman biomassa juga dapat mengendalikan erosi dan meningkatkan kualitas dan kuantitas air. Selain itu keanekaragaman hayati dan menyimpan karbon di dalam tanah, yang dapat memberikan manfaat pertanian dan manfaat lingkungan.
Memproduksi SAF dari limbah basah, seperti kotoran dan lumpur limbah, mengurangi tekanan polusi di daerah aliran sungai, sekaligus menjaga gas metana yang kuat kontributor utama perubahan iklim keluar dari atmosfer. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top