Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 13 Jan 2025, 00:04 WIB

Antisipasi Lonjakan Penyakit Menular, Pemkab Kediri Sosialisasi Penutupan Pasar Hewan Cegah Penyebaran PMK

Situasi di Pasar Hewan Tertek, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Minggu (12/1/2025).

Foto: ANTARA/Asmaul

Kediri - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur intensif melakukan sosialisasi tentang penutupan pasar hewan sebagai upaya pencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang kasusnya ditemukan cukup banyak di kabupaten ini.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri Tutik Purwaningsih mengemukakan sosialisasi rencana penutupan penting diberikan agar peternak juga memahami upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencegah penyebaran PMK di kabupaten ini.

"Pasar hewan adalah tempat berkumpulnya ternak dari berbagai daerah, khususnya sapi, yang rentan terhadap penularan PMK. Penutupan ini menjadi langkah penting untuk membatasi lalu lintas ternak dan mengurangi risiko penyebaran penyakit," katanya di Kediri, Minggu.

Pihaknya juga memasang portal dan banner di setiap pasar hewan wilayah Kabupaten Kediri, sehingga para peternak sekaligus pembeli mengetahui dengan pasti.

Pemkab memutuskan untuk melakukan penutupan pasar hewan mulai 13-28 Januari 2025. Penutupan itu berlaku untuk seluruh pasar hewan di Kabupaten Kediri.

Pihaknya melakukan sosialisasi langsung ke peternak di Pasar Hewan Tertek di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Selain sosialisasi, petugas DKPP Kabupaten Kediri sekaligus melakukan penyemprotan cairan disinfektan untuk ternak-ternak sapi yang dibawa ke pasar ini sehingga bisa lebih steril.

Para peternak, kata dia, juga bisa memahami langkah yang dilakukan oleh Pemkab Kediri sebagai upaya pencegahan penyebaran PMK.

“Kami berterima kasih kepada para pedagang dan peternak yang mendukung langkah ini. Kami akan terus memastikan kebijakan ini berjalan dengan pengawasan ketat di lapangan,” kata dia.

Tutik menyebut, mayoritas sapi yang dibawa ke pasar hewan ini dalam kondisi sehat. Namun, pihaknya juga mengingatkan agar para peternak waspada terhadap PMK.

Sementara itu, salah seorang peternak sapi asal Kecamatan Kandangan, Kabupaten Kediri, Imam Romadhon, mengapresiasi langkah yang dilakukan oleh pemkab.

Ia mengatakan, penutupan pasar hewan ini adalah keputusan yang tepat untuk mencegah penyebaran PMK terutama di Kabupaten Kediri.

"Ini langkah baik dari pemkab, semoga wabah PMK ini segera teratasi, dan semuanya kembali normal," kata dia.

Dia menyebut adanya PMK ini turut membuat harga sapi jatuh. Ia biasanya bisa menjual sapi sekitar Rp15 juta seekor, namun dengan PMK turun menjadi hanya Rp11,5 juta seekor.

Peternak lainnya, Zainudin mengaku ia hanya memantau kondisi harga di pasaran. Ia pun tak berani untuk membeli sapi saat ini, sebab situasinya tidak memungkinkan.

"Saya punya satu ekor di rumah. Untuk beli belum berani, situasinya masih seperti ini. Banyak PMK. Tapi, bersyukur sapi di rumah masih doyan makan, jadi sehat," kata pria asal Desa Keling, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri itu.

Di Kabupaten Kediri terjadi kenaikan kasus PMK yang sangat signifikan mulai akhir 2024 hingga awal tahun 2025. Hingga 7 Januari 2025 sudah terdapat 447 kasus PMK.

Diketahui sapi yang terjangkit PMK di Kabupaten Kediri saat ini merupakan jenis sapi potong. Hal ini berbeda dengan tahun 2022 lalu yang banyak didominasi sapi perah.

Berdasarkan data yang diperoleh, sapi yang terjangkit PMK kebanyakan belum tervaksin. Untuk itu, pemerintah kabupaten juga secepatnya menjadwalkan untuk vaksinasi.

Pemkab Kediri mengusulkan untuk pengadaan 50.000 dosis vaksin dengan anggaran sekitar Rp1,5 miliar.

Redaktur: Marcellus Widiarto

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.