Zheng Qinwen Singkirkan Rybakina
kembalikan bola I Qinwen Zheng dari Tiongkok mengembalikan bola ke Elena Rybakina dari Kazakhstan saat pertandingan tenis Kejuaraan Final WTA di Riyadh, Selasa (5/11).
Foto: Fayez NURELDINE / AFPRIYADH - Aryna Sabalenka memastikan tempat di babak semifinal WTA Finals setelah mengalahkan Jasmine Paolini 6-3, 7-5. Sementara itu, Zheng Qinwen mengakhiri harapan Elena Rybakina untuk melaju, dalam pertandingan di Riyadh yang berlangsung, Selasa (5/11).
Dengan dua kemenangan dari dua pertandingan round-robin, Sabalenka memastikan dirinya lolos ke semifinal sebagai pemenang Grup Ungu. Petenis unggulan teratas asal Belarusia itu hanya perlu satu kemenangan lagi untuk mengamankan peringkat satu dunia di akhir tahun, dalam persaingan ketat dengan Iga Swiatek.
Sabalenka bangkit dari ketinggalan 0-2 di set kedua dan menyelamatkan dua set point saat tertinggal 4-5, sebelum mengalahkan Paolini, unggulan keempat asal Italia. Sabalenka kini telah memenangkan 22 dari 23 pertandingan terakhirnya di tur.
“Set kedua cukup menantang. Saya hanya mencoba tetap agresif dan menunjukkan berjuang sampai akhir,” tutur Sabalenka. Dia sangat senang bisa menang dalam dua set. Di tengah set kedua, dia sempat memikirkan set ketiga. Tapi Sabalenka segera mengingatkan diri sendiri: tunggu, ini belum set ketiga.
Sebelumnya, di King Saud University Indoor Arena, Zheng meningkatkan peluangnya lolos ke semifinal dengan kemenangan 7-6 (7/4), 3-6, 6-1 atas petenis peringkat lima dunia, Rybakina. Unggulan ketujuh Zheng, yang kalah di pertandingan pertamanya melawan Sabalenka, meraih kemenangan pertamanya dalam tiga pertemuan dengan Rybakina.
Rybakina, yang mengalami kekalahan kedua pekan ini di Arab Saudi, tidak lagi memiliki peluang untuk ke semifinal. Masih satu pertandingan round-robin tersisa melawan Sabalenka pada Rabu. Zheng sempat minta maaf kepada penonton dalam wawancara di lapangan karena melarang beberapa pendukungnya berteriak di momen krusial set terakhir.
Dia berterima kasih atas dukungan mereka dan mengakui bahwa seharusnya dirinya dapat mengendalikan emosinya dengan lebih baik. “Saat mereka meneriakkan nama saya begitu keras di momen penting, detak jantung meningkat,” jelas Zheng.
Dia mencoba menahannya, tetapi akhirnya meledak. Setelah itu, merasa agak bersalah. Seharusnya bisa mengontrol emosi lebih baik dan tidak berkata begitu kepada pendukung. Zheng tiba di Riyadh dengan catatan paruh kedua musim yang luar biasa. Dia meraih gelar di Palermo dan Tokyo. Dia jugameraih medali emas Olimpiade Paris. Dalam periode itu, tidak ada pemain yang memenangkan lebih banyak pertandingan darinya. ben/G-1
Berita Trending
- 1 Indonesia Tunda Peluncuran Komitmen Iklim Terbaru di COP29 Azerbaijan
- 2 Sejumlah Negara Masih Terpecah soal Penyediaan Dana Iklim
- 3 Ini Kata Pengamat Soal Wacana Terowongan Penghubung Trenggalek ke Tulungagung
- 4 Penerima LPDP Harus Berkontribusi untuk Negeri
- 5 Ini yang Dilakukan Kemnaker untuk Mendukung Industri Musik
Berita Terkini
- Bappenas Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Sasar Kelompok Bawah
- TNI Berperan Penting Ciptakan Suasana Kondusif Saat Pilkada
- Pasangan Risma-Gus Hans Sampaikan Permohonan Maaf di Akhir Masa Kampanye Pilgub Jatim
- Degrowth, Melawan Industrialisasi dan Konsumsi Berlebihan Demi Masa Depan yang Berkelanjutan
- Hardjuno Pertanyakan RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas Prioritas Saat RUU Perampasan Aset Tidak