Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Jumat, 07 Mar 2025, 02:40 WIB

Suriah Berjanji Hapus Senjata Kimia Warisan Assad

Menlu Suriah, Asaad Hassan al-Shibani

Foto: AFP/SANA

DEN HAAG - Menteri luar negeri Suriah pada Rabu (5/3) berjanji untuk segera membersihkan negaranya dari senjata kimia yang tersisa setelah jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad, dan memohon bantuan masyarakat internasional.

Asaad Hassan al-Shibani berbicara selama pertemuan tertutup di Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) di Den Haag, Belanda, di mana ia menjadi menteri luar negeri Suriah pertama yang berbicara kepada badan pelucutan senjata tersebut.

Setelah serangan gas sarin yang menewaskan ratusan orang pada tahun 2013, Suriah yang dipimpin Assad bergabung dengan badan tersebut berdasarkan kesepakatan AS-Russia dan 1.300 metrik ton senjata kimia dan prekursor dihancurkan.

Namun tiga penyelidikan yang dilakukan oleh mekanisme gabungan PBB-OPCW, tim Investigasi dan Identifikasi OPCW, dan penyelidikan kejahatan perang PBB, menyimpulkan bahwa pasukan pemerintah Suriah di bawah Assad menggunakan agen saraf sarin dan bom barel klorin dalam serangan selama perang saudara yang menewaskan atau melukai ribuan orang.

Sebagai bagian dari keanggotaan, Damaskus seharusnya menjalani inspeksi, tetapi selama lebih dari satu dekade OPCW dicegah mengungkap skala sebenarnya dari program senjata kimia.

"Suriah siap untuk menyelesaikan masalah yang telah berlangsung puluhan tahun ini yang dipaksakan kepada kami oleh rezim sebelumnya," kata Menlu Shibani kepada para delegasi.

"Kewajiban hukum yang timbul akibat pelanggaran adalah kewajiban yang kami warisi, bukan yang kami ciptakan. Meskipun demikian, komitmen kami adalah menghapus apa pun yang tersisa darinya, untuk mengakhiri warisan yang menyakitkan ini, dan memastikan Suriah menjadi negara yang selaras dengan norma-norma internasional," tegas dia.

Kesempatan Baru

Sebelumnya pada Rabu, kepala OPCW, Fernando Arias, menyebut pergeseran politik Suriah sebagai kesempatan baru dan bersejarah untuk memperoleh klarifikasi mengenai luas dan cakupan program senjata kimia Suriah.

Shibani mengatakan perencanaan telah dimulai, tetapi bantuan masyarakat internasional akan sangat penting. Suriah akan membutuhkan bantuan teknis, bantuan logistik, pengembangan kapasitas, sumber daya, dan keahlian di lapangan, kata dia.

"Meskipun rezim Assad telah lama terpuruk, kami memahami perlunya bertindak cepat, tetapi kami juga memahami bahwa ini perlu dilakukan secara menyeluruh. Untuk itu, kami tidak dapat berhasil sendirian," ungkap Menlu Shibani.

Inspektur OPCW menyimpulkan bahwa persediaan senjata kimia Suriah yang diumumkan tidak pernah mencerminkan situasi di lapangan secara akurat.

Mereka kini ingin mengunjungi sekitar 100 lokasi yang mungkin terkait dengan program senjata kimia Assad yang telah berlangsung puluhan tahun. ST/I-1

Redaktur: Ilham Sudrajat

Penulis: Ilham Sudrajat

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.