Prof Tjandra Ungkap Cuaca Panas Berpotensi Hambat Layanan Kesehatan
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Profesor Tjandra Yoga Aditama.
Fenomena cuaca panas yang mulai dirasakan sejak awal Mei 2024 di Indonesia berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.
JAKARTA - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Profesor Tjandra Yoga Aditama, mengatakan fenomena cuaca panas yang mulai dirasakan sejak awal Mei 2024 di Indonesia berpotensi menghambat tenaga medis memberikan layanan kesehatan pada masyarakat.
"Banyak dibicarakan tentang suhu panas di berbagai negara sekarang ini, ini juga mungkin akan melanda negara kita," kata Prof Tjandra saat dihubungiAntaradi Jakarta, Sabtu (4/5).
Prof Tjandra mengatakan cuaca panas dapat membuat seseorang mudah mengalami kelelahan akibat kekurangan cairan tubuh (dehidrasi). Hal tersebut juga dapat dirasakan oleh tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) meski sedang bertugas di dalam gedung.
Akibatnya, terdapat potensi masyarakat jadi lebih terlantar dalam hal mengakses layanan kesehatan. Dampak lain akibat cuaca panas yakni adanya kemungkinan kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan di tempat kerja terjadi lebih sering.
Menurut dia, dehidrasi saat cuaca panas bisa dipicu oleh ketersediaan air bersih yang terbatas, serta makanan yang dikonsumsi tidak tercuci dengan bersih. "Makanya terjadi berbagai penyakit akibat konsumsi makanan kotor, mulai dari diare sampai keracunan makanan (yang berlaku bagi semua orang)," ujar Prof Tjandra.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Ilham Sudrajat
Komentar
()Muat lainnya