Pertumbuhan Inklusif Atasi Ketimpangan
Ekonomi kalangan bawah harus dirangsang agar tumbuh sehingga bisa berkontribusi mengatasi masalah ketimpangan ekonomi antardaerah.
JAKARTA - Ketimpangan antarwilayah harus segera dibenahi untuk mengejar target Indonesia emas pada 2045. Hingga saat ini, masalah distribusi pemerataan ekonomi dan konvergensi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) antardaerah masih menjadi tantangan utama perekonomian Indonesia.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Awan Santosa, mengakui ketimpangan ekonomi antarwilayah memang masih menjadi masalah di Indonesia. Ini telah terjadi sejak lama dan belum tuntas penanganannya hingga saat ini.
Makanya, menurut dia, perlu didorong pertumbuhan secara inklusif dan berkelanjutan agar tercipta pemerataan antarwilayah tersebut.
Pertumbuhan inklusif menuntut partisipasi bagi semua pihak agar turut andil dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, ketika perekonomian tumbuh maka kemiskinan, ketimpangan, dan pengangguran akan menurun.
"Pertumbuhan itu ditopang oleh ekonomi rakyat (UMKM) dan koperasi serta ramah lingkungan melalui pengembangan ekonomi hijau dan ekonomi biru (maritim)," paparnya kepada Koran Jakarta, Minggu (10/12).
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : andes
Komentar
()Muat lainnya