Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Senin, 20 Jan 2025, 16:40 WIB

Pemkab Kotim Atasi Kesulitan Nelayan Penuhi Keperluan Es

Ilustrasi - Nelayan memuat es batu ke kapal untuk kebutuhan melaut.

Foto: ANTARA

SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, mengatasi kendala yang selama ini dihadapi nelayan setempat, yaitu dengan membangun pabrik es balok untuk memenuhi kebutuhan penyimpanan ikan hasil tangkapan.

"Dengan terpenuhinya kebutuhan es balok ini, mudah-mudahan nelayan kita dapat meningkatkan produksi karena hasil tangkapan bisa disimpan lebih lama," kata Bupati Kotim, Halikinnor, di Sampit, Senin (20/1).

Pabrik es milik Pemkab itu berada di satu kawasan fasilitas lainnya di lokasi yang sama dengan pabrik Pakan Ikan Sijura, Dermaga Palingkau, serta instalasi air bersih untuk 59 sambungan baru, di Desa Sei Ijum Raya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan.

Selama ini, nelayan terkendala dalam meningkatkan produksi. Salah satunya akibat terbatasnya produksi es balok di daerah ini, padahal es balok sangat dibutuhkan untuk menyimpan ikan hasil tangkapan di laut agar tetap segar saat dipasarkan.

Untuk mendapatkan es balok, nelayan harus antre berhari-hari. Kondisi ini tentu kurang menguntungkan karena banyak waktu terbuang, sehingga berdampak terhadap pendapatan nelayan jika waktu bisa dioptimalkan.

Hal inilah yang menjadi pemikiran Bupati Halikinnor sehingga memerintahkan Dinas Perikanan membangun pabrik es balok. Kini impian itu terwujud dan diharap membantu nelayan meningkatkan produksi sehingga berdampak terhadap peningkatan pendapatan.

"Potensi perikanan kita masih cukup besar dan sangat prospektif bagi perekonomian masyarakat. Pembangunan pabrik es balok ini salah satu upaya pemerintah daerah untuk mendukung optimalisasi sektor perikanan ini," ujar Halikinnor.

Kepala Dinas Perikanan Kotawaringin Timur, Ahmad Sarwo Oboy, mengatakan pabrik es Mentaya mampu memproduksi 200 balok per hari dengan berat setiap es balok mencapai 25 kilogram. Setiap es balok akan dijual 17.000 rupiah diterima di kapal nelayan.

Untuk pengembangan, Dinas Perikanan masih memerlukan dukungan dari bupati untuk pembangunan cold storage atau penyimpanan es balok kapasitas 10 ton, serta pembangunan jalan beton menuju pabrik.

"Untuk kualitas es balok, kalau penyimpanannya baik, dimasukkan dalam boks fiber atau kulkas bekas, biasanya di kapal nelayan tahan sampai tujuh hari," kata Ahmad Sarwo Oboy.

Redaktur: Bambang Wijanarko

Penulis: Antara

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.