Pakar Jepang dan Tiongkok Bahas Pelepasan Limbah Nuklir Fukushima
Foto ini diambil dan dirilis oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO) pada tanggal 5 Oktober 2023 yang memperlihatkan air olahan Advanced Liquid Processing System (ALPS) yang diencerkan dengan air laut yang mengalir dari tangki air hulu ke air hilir.
Foto: CNA/AFPTOKYO - Pakar Jepang dan Tiongkok mengadakan pembicaraan mengenai air limbah yang diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima yang rusak, kata Kementerian Luar Negeri Jepang pada Sabtu (30/3) malam.
Jepang dan Tiongkok berselisih mengenai pembuangan air limbah yang digunakan untuk mendinginkan reaktor setelah krisis tahun 2011.
Jepang bersikeras bahwa limbah tersebut telah ditangani dengan aman, namun Tiongkok mengkritik pelepasan tersebut dan melarang impor makanan laut Jepang.
"Dialog antara para ahli Jepang dan Tiongkok mengenai pembuangan ... air olahan ke laut (oleh PLTN Fukushima) diadakan di Dalian, Tiongkok pada 30 Maret untuk bertukar pandangan mengenai masalah teknis," kata Kementerian Luar Negeri Tokyo dalam sebuah pernyataan.
Pengumuman tersebut keluar setelah Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida bertemu dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada bulan November dan mengatakan diskusi berbasis sains akan dilakukan di tingkat ahli.
Jepang secara bertahap mulai membuang sebagian dari 1,34 juta ton air limbah yang terkumpul sejak bencana di Pasifik pada bulan Agustus, sehingga memicu pertikaian diplomatik dengan Tiongkok dan Rusia, yang keduanya melarang impor makanan laut Jepang.
Tiongkok menuduh Tokyo memperlakukan laut sebagai "saluran pembuangan", namun Jepang menegaskan pembuangan limbah tersebut aman, sebuah pandangan yang didukung oleh badan atom PBB.
Kishida meminta Tiongkok pada KTT Asia-Pasifik bulan November di San Francisco untuk membuat "penilaian obyektif" terhadap keamanan makanan laut Jepang, yang merupakan industri besar di negara tersebut.
Jepang mulai melepaskan air limbah yang telah diolah karena fasilitas nuklirnya kehabisan ruang untuk membangun lebih banyak tangki air, dan Jepang perlu memberikan ruang untuk tugas yang jauh lebih berbahaya yaitu membuang bahan bakar radioaktif dan puing-puing dari tiga reaktor yang terkena dampak.
Redaktur: Lili Lestari
Penulis: AFP
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Cagub Khofifah Pamerkan Capaian Pemprov Jatim di Era Kepemimpinannya
- 2 Ini Klasemen Liga Inggris: Nottingham Forest Tembus Tiga Besar
- 3 Cawagub Ilham Habibie Yakin dengan Kekuatan Jaringannya di Pilgub Jabar 2024
- 4 Cagub Luluk Soroti Tingginya Pengangguran dari Lulusan SMK di Jatim
- 5 Cagub Risma Janji Beri Subsidi PNBP bagi Nelayan dalam Debat Pilgub Jatim