Menkes Tegaskan Virus HMPV Tidak Sebabkan Kematian
IDI Sebut Gejala HMPV Mirip Flu Biasa, Tak Perlu Panik
Foto: Ilustrasi-AntaraMenkes menegaskan virus HMPV hampir tidak menyebabkan kematian dan ini bukan jenis baru seperti Covid-19.
PALEMBANG - Menteri Kesehatan Republik Indonesia (RI) Budi Gunadi menegaskan virus Human Metapneumovirus (HMPV) tidak menyebabkan kematian. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan agar tidak khawatir dengan virus HMPV, sebab virus tersebut bukan jenis baru seperti Covid-19.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi saat diwawancarai usai kunjungan kerja di Rumah Sakit Mohammad Hoesin (RSMH) Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (8/1/2024). Foto: Antara
“Virus HMPV baru dapat dikategorikan berbahaya bagi tubuh manusia yang tidak memiliki imunitas sehingga tak mampu melawan dan dapat menyebabkan kematian,” jelas Menkes di Palembang, Rabu (8/1).
Pihaknya juga telah memeriksa data riwayat terkait kasus HMPV. Berdasarkan beberapa sumber yang diperolehnya, tidak ditemukan adanya kasus kematian.
“HMPV hampir tidak menyebabkan kematian. Saya telah memeriksa data terbaru, dan semuanya menunjukkan bahwa pasien 100 persen pulang dengan selamat,” katanya.
Budi mengatakan kenaikan kasus di China memang umum terjadi pada Desember hingga Januari. Hal serupa terlihat di negara-negara dengan empat musim. Namun, penyebab utama kenaikan kasus di Tiongkok bukanlah virus HMPV, melainkan Influenza H1N1. “Kenaikan kasus bukan disebabkan oleh HMPV. Jadi, informasi tersebut salah,” kata dia.
Tetap Waspada
Sementara itu, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) mengatakan gejala penyakit akibat HMPV mirip dengan flu biasa dan ringan-ringan saja sehingga publik tidak usah panik, namun tetap waspada.
Ketua Satuan Tugas Covid-19 PB IDI dr Erlina Burhan mengatakan HMPV yang marak dikabarkan akhir-akhir ini, adalah virus penyebab penyakit saluran pernapasan yang sifatnya akut, yakni penyakit yang bisa muncul tiba-tiba.
Virus tersebut, katanya, bukan hal baru, dan pertama kali dilaporkan di Belanda pada 2001.
“Masalahnya kenapa tidak pernah ada laporannya? Ya sederhana saja, nggak diperiksa. Kenapa nggak diperiksa? Karena memang penyakit pernapasan akut yang disebabkan oleh virus Human Metapneumovirus ini gejalanya mirip dengan flu dan ringan-ringan saja. Jadi, bukan sesuatu yang berbeda dan khas, akhirnya tidak ada surveilans dan untuk memeriksa jenis virus ini,” katanya di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan masa inkubasi virus ini rata-rata 3-6 hari, sebelum akhirnya menimbulkan gejalanya. Biasanya, kata dia, gejalanya muncul selama sekitar lima hari. Jika lebih lama, tergantung masing-masing individu karena tidak semua orang penyakitnya menjadi parah.
Ia menjelaskan virus tersebut menular melalui droplet orang yang terinfeksi. Jika orang yang menghirup droplet itu mempunyai sistem imun yang baik maka virus dapat dimusnahkan.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan, di Indonesia HMPV banyak menyerang anak-anak, tetapi hal tersebut bukan menjadi sesuatu yang dibesar-besarkan, karena memang gejalanya ringan, seperti batuk pilek.
Seperti Kementerian Kesehatan, pihaknya juga mengingatkan masyarakat untuk tidak panik, namun tetap waspada terkait penularan HMPV.
Dia menyarankan warga untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat, menghindari kontak dengan pasien atau orang bergejala flu, membersihkan benda-benda yang terkontaminasi.
Bagi yang bergejala dan berisiko tinggi, seperti anak-anak, lansia, orang dengan HIV/AIDS, atau penderita penyakit kronis, dia menyarankan, untuk memakai masker ketika berpergian, terutama jika di tempat ramai.
“Kalau sudah kediagnosis, atau diperkirakan ini human metapneumovirus, apa yang harus dilakukan? Yang pertama adalah istirahat,” katanya.
Dia menyebutkan, seperti flu, penyakit akibat HMPV juga bisa sembuh dengan sendirinya. Yang dibutuhkan adalah pengobatan suportif, misalnya dengan diberikan peredam demam, paracetamol, atau obat pilek.
Erlina menambahkan bahwa tidak ada obat khusus HMPV, karena bukan penyakit berat yang kemudian menyebabkan kejadian luar biasa, sehingga tidak ada periset atau perusahaan farmasi yang membuat antivirus atau vaksinnya. n Ant/S-2
Berita Trending
Berita Terkini
- Kabupaten Serang Banjir, Ribuan Rumah Warga Terendam
- Warga Lebak Banten Diimbau BPBD untuk Waspadai Bencana Hidrometeorologi
- Karya-karya Legendaris Ismail Marzuki Dihidupkan Melalui Pentas Musikal "Mar"
- DEN: Efektivitas Makan Bergizi Gratis Masih Perlu Evaluasi
- Pemerintah Hapus Utang UMKM, Berikut Ini Kriterianya